Halaman

Jumat, 31 Januari 2020

Aku Sange Melihat Penis Anakku

Aku Sange Melihat Penis Anakku

Cerita Birahi Dewasa, Aku Sange Melihat Penis Anakku - Ada seorang remaja kuper yg kurang perhatian dari kedua orang tuanya nampak heran ketika melihat ada sepasang kekasih sedang asyik melakukan sesuatu yg dianggapnya aneh serta menjijikan. Dimana sang wanita dengan posisi duduk mengangkang sambil menekuk kedua kakinya sembari bersandar di sofa yg berada di ruang tamu rumahnya. Yg membuat jijik si remaja tersebut adalah melihat apa yg dilakukan seorang pria yg berada di depan wanita itu dgn berjongkok di lantai sambil menjilati kemaluan si wanita yg nampak dipenuhi bulu dgn rakusnya. Padahal menurut si remaja kalo kemaluan itu sangat jijik bahkan berbau pesing karena jelas-jelas kemaluan digunakan untuk buang air kecil namun kenapa si pria tersebut justru malah menikmati kemaluan itu.

Pandangan si remaja kini beralih ke wajah si wanita yg tampak terlihat seperti kepedesan namun matanya malah merem melek dan mulut mengeluarkan desahan2 manja, dia ga habis pikir kenapa si wanita tersebut malah begitu.

“Sssstttthhh…aaaahhhh…”

Suara desahan terdengar jelas oleh si remaja yg duduknya hanya berjarak 5 meter saja dari sepasang kekasih yg sedang melakukan hal yg dianggapnya aneh. Remaja itu masih memperhatikan kedua orang tersebut yg kini sudah berganti posisi. Kini si pria yg sudah bugil terlentang diatas sofa dan si wanita naik berjongkok diatas kemaluan si pria yg sudah di sunat. Nampak si remaja sedikit kaget begitu melihat kemaluan si pria karena ukuran kemaluan si pria lebih kecil dari kemaluan yg dia miliki. Sempat terpikir oleh si remaja, apabila dia disunat nanti pasti ukuran kemaluannya akan mengecil seperti kemaluan yg dilihatnya saat ini. Terlihat si wanita meringis kesakitan saat menduduki kemaluan si pria.

“Ssssthhh….iihhh….aahhhh….” desah di wanita.

“PLAK..PLAK..PLAK..” Suara benturan badan si wanita saat menggenjot si pria, suaranya begitu nyating terdengar yg membuat si remaja kembali berpikir “kenapa gak berenti saja kalau merasa kesakitan” pikir si remaja yg melihat wajah si wanita.

Setelah 15 menit kemudian, terdengar si wanita berteriak dan disusul teriakan si pria,

“Aaaahhhh…..yeeeess…aku keluar maaasss….” teriak si wanita.
“Oooohhhhh…aahhhhh….aku juga keluar deekkk….” teriakan si pria.

Makin heran saja si remaja mendengar teriakan wanita itu karena dia merasa “Apanya yg keluar dan keluar dimana, bukannya dari tadi mereka ga kemana mana” pikirnya.

Terdengar nafas ngos-ngosan dari sepasang kekasih tersebut setelah melakukan apa yg si remaja itu tidak mengerti dan merasa aneh itu. Karena sudah merasa pegal menyaksikan aksi sepasang kekasih tersebut akhirnya dia memutuskan untuk pergi meninggalkannya dan berjalan menuju dapur untuk mengambil minum. Sehabis minum dia berjalan menuju kamarnya. Di kamar dia masih memikirkan kejadian yg baru saja dia lihat. Berbagai macam pertanyaan hinggap di otaknya hingga tak terasa dia sampai tertidur.

BACA JUGA : GURU PRIVATEKU MENGAJARIKU BERCINTA

Malam harinya dia dibangunkan dgn suara lembut yg membuatnya terbangun. Nampak wajah mamanya yg duduk di ranjangnya.

“Bangun sayang, kamu pasti belum makan ya tadi siang?” tanya mamanya.
“Hooooaammm…iya ma, tadi aku ketiduran jadi lupa makan” jawab si remaja yg masih setengah mengantuk.
“Loh kog sampai lupa, emang tantemu tidak menyuruhmu makan sayang?” tanya mamanya kembali.
“Ga ma, tadi pas aku pulang sekolah tante lagi asyik sama orang yg ga kukenal, tante sampe teriak2 gitu, ya udah aku cuma minum aja dan terus masuk kamar” jawab polos si anak dgn apa yg dia lihat tadi.

Mamanya tampak bingung dgn mengerutkan dahinya mendengar jawaban anaknya.

“emang tadi tante teriaknya gimana, terus tantemu sama siapa tadi, emangnya tantemu ngapain kog sampe teriak2 segala?” tanya mamanya penasaran.

“Aaahhh…yeeess…gitu ma, aku ga tau sama siapa tadi habisnya aku ga kenal, tadi tante duduk di sofa kakinya ditekuk kayak gini ma” kata si anak sambil memperagakan posisi tantenya yg mengangkangkan kakinya tadi.

Mamanya nampak serius mendengar dan memperhatikan penjelasan anaknya yg dengan polosnya memperagakan keadaan sang adik kandungnya tersebut, wajah si mama nampak sedikit kaget dengan penjelasan anaknya yg ia ketahui dan kagetnya itu saat melihat anaknya mengilustrasikan keadaan adik kandungnya tersebut, di tengah rasa kagetnya si mama bersikap seolah menenangkan diri dan kembali bertanya pada anaknya.

“Apa tadi tantemu sama laki2 yg ga pake baju sayang?” tanya mamanya.
“Iya ma, tadi tante sama temannya ga pake baju semua” jawab sang anak yg membuat mamanya nampak syok mendengarnya.

Dalam hati si mama begitu geram dan marah akan adiknya yg sembrono telah melakukan hal yg seharusnya tidak diketahui siapapun apalagi anakknya yg tak lain keponakannya sendiri.

“Oh iya ma, tadi teman tante kog ga jijik sih menjilati kemaluan tante, padahal kemaluan itu tempat kita pipis ya ma?” imbuh si anak menceritakan apa yg dilihatnya tadi.

Makin syok sang mama mendengar si anak mengungkapkan kenapa gak jijik si pria itu kalau jilatin kemaluan tantenyya itu. Amarahnya sudah bener memuncak sang mama mengetahui kelakuan adik kandungnya yg sangat teramat ceroboh melakukan hubungan sex yg disaksikan anak kandungnya. Ingin rasanya memaki bahkan bila perlu tangannya ingin menampar wajah adik kandungnya namun saat ini sang mama gak bisa berbuat apa apa karena sore menjelang malam tadi saat dirinya baru datang ternyata adik kandungnya pamit untuk pergi ke Bandung karena memang sudah direncanakan dari jauh jauh hari soal keberangkatannya ke Bandung untuk mulai bekerja disana.

Sungguh sangat kecewa aku dgn adik kandungku yang selama ini aku anggap bisa menjadi kakak untuk anak tunggalku karena setelah kematian suamiku 5tahun silam membuatku bingung akan menjaga serta mendidik anakku yg masih berusia 6 tahun pada saat itu, bukannya memberikan contoh yang baik untuk anakku namun malah terbalik, buktinya kemarin anakku menyaksikan hal yang seharusnya tidak anakku saksikan di usianya yg sekarang baru 11 thn namun sudah melihat tontonan orang dewasa, untung anakku belum tau dan mengerti akan apa yg dilakukan adikku itu tapi walau begitu tetap saja bakal menjadi contoh yg sangat buruk apalagi dengan status adikku yg sekarang masih belum menikah tapi sudah melakukan sesuatu yang seharusnya tidak boleh ia lakukan.

Tapi mau gimana lagi semua sudah terlanjur terjadi dan akupun tak bisa berbuat banyak sekarang, namun dari kemarin malam anakku terus menerus menanyakan tentang kejadian kemarin, agak bingung untuk menjawab pertanyaan dari anakku apalagi saat anakku bertanya soal penisnya yg lebih gede dari cowok yang bercinta dengan adikku, bahkan anakku mengambil kesimpulan sendiri kalau nanti dia disunat pasti penisnya bakal mengecil seperti cowok lawan main adikku. Kesimpulan yg sangat salah itu tak bisa aku sanggah karena aku bingung gimana caranya jelasin ke anakku kalau nanti penisnya bakal makin membesar seiring bertambahnya usia.

Kecemasan inilah yg dari dulu hingga sekarang menghantui pikiranku akan anakku yg memiliki penis di atas rata-rata, bahkan saat usia 9 tahun saja penis anakku sudah sebesar penis ayah kandungnya dulu, aneh sungguh aneh memang perkembangan penis anakku seolah melebihi perkembangan fisiknya sendiri, sekarang saja tinggi anakku masih sebahuku tapi penisnya itu membuat aku ngerasa ngeri tiap kali melihatnya. Kepolosan anakku kadang membuatku merasa bergairah saat aku di pagi hari membangunkan anakku ternyata penis besarnya selalu dalam keadaan tegang, sempat aku sebelum membangunkan anakku sengaja aku meraba penisnya dibalik celana kolornya tanpa celana dalam itu, karena anakku memang sudah semenjak kelas 4 sd dia gak pernah pakai celana dalam kalau tidur karena dia sering sekali merasakan sakit pada penisnya kalau tidur pake celana dalam, akupun menyetujui kesakitannya pada penisnya kalau tidur itu lebih baik gak usah pake celana dalam dan hanya pake kolor saja agar dia nyaman saat tidur.

Tak dapat kupungkiri kalau selama ini penis anakku sudah menjadi bahan khayalanku saat masturbasi dikala gairah birahiku sudah tak bisa lagi aku bendung, memang aku hanya wanita normal yg merasakan butuh pelampiasan akan kebutuhan biologis yg pernah kurasakan dulu bersama suamiku, namun kini hanya bisa kulakukan masturbasi agar bisa meredakan sedikit nafsu birahiku, tapi seiring berjalannya waktu ternyata aku semakin merasakan butuh lebih dari sekedar masturbasi untuk meredam gejolak nafsu birahiku yg makin hari semakin besar.

Pernah aku mencoba untuk mencari laki2 agar bisa melampiaskan nafsu birahiku ternyata selalu gagal saat sudah mulai akan bersetubuh aku malah terbayang penis anakku yg merasa hanya penis anakku saja yang bisa memberiku kepuasan sepenuhnya, karena selama setahun ini aku sudah banyak melihat penis bermacam ukuran dari laki2 yang aku ajak kencan ternyata gak ada yg menyamai kekerasan dan kebesaran seperti penis anakku. Apa mungkin sekarang aku sudah terobsesi akan penis anakku yg setiap pagi hari kulihat. Semua perasaan itu buang jauh jauh karena bagaimanapun itu hal yg sangat tabu mengingat dia itu darah dagingku sendiri. Semakin aku mencoba membuang perasaan itu malah semakin menggerogoti seluruh pikiranku dan puncaknya pasti aku masturbasi dengan melihat langsung penis anakku diwaktu dini hari saat anakku tertidur pulas.

Hari itu masih sangat pagi untuk melakukan aktivitas seperti biasa karena memang masih gelap di luar sana dan masih sangat sepi belum ada aktivitas di jam 04 : 15 pagi ini. Aku terbangun dari tidurku dan berjalan ke kamar mandi yg ada di dalam kamarku ini, setelah mencuci muka agar rasa kantukku hilang kini aku keluar dari kamarku menuju dapur untuk sekedar minum agar rasa dahagaku hilang. Dari dapur aku beres beres rumah mengisi waktu hingga sampai jam di dinding ruang keluarga menunjukan jam 05 : 25, tinggal nunggu 35menit ke depan aku seperti biasa membangunkan anakku namun kembali pikiranku terbayang akan penis anakku yg selalu tegang di pagi hari mampu membuatku merangsang, dengan langkah pasti aku segera ke kamar anakku dan betapa gembiranya hatiku menyaksikan penis idamanku kini sedang tegak menantang dibalik celana kolor yg mampu membentuk tenda di kolornya. Situs Poker Terbaik

Kudekati tubuh anakku yg masih terlentang dalam tidurnya, seluruh tubuhku seakan bergetar melihat tonjolan yg berada didepanku, tanpa sadar tanganku sudah kumasukan ke dalam baju terusanku dan hinggap di luar celana dalamku yg kini sudah terasa becek akibat cairan vaginaku sudah membasahi celana dalamku. Sejurus kemudian tangan kanan yg sedari tadi sudah mengelus vagina becekku dari luar celana dalamku kini langsung aku selipkan masuk celana dalamku, terasa sekali licin dan hangat dijariku saat jari telunjuk dan jari tengahku menggesek bibir vaginaku.

Desahku mulai keluar dari bibirku saat jari jempolku ikut mengelus bagian dalam vaginaku dan menekan klitorisku, tangan kiri yg tadi hanya meremas payudaraku kini sudah beralih menggenggam lembut penis anakku di luar celana kolor yg anakku kenakan. Nafsu birahiku semakin memuncak dan tanpa sadar tangan kiriku menarik celana kolor anakku yg masih terlentang tertidur dengan sedikit kasar yg membuat anakku terbangun. Terlihat wajah anakku yg begitu heran melihat aku mama kandungnya yg menunduk kearahnya dengan wajah yg bersemu merah, sementara penis anaknya kini sudah terpampang jelas di depannya. Nafsu birahiku semakin memuncak dan tanpa bicara pada anakku langsung kulahap penis besar dan tegang itu, nikmat sekali rasanya penis hangat anakku ini terasa di mulutku saat kulumat batang penis yg hanya setengah saja yg mampu aku kulum walau sudah aku paksakan untuk bisa melahap sepenuhnya.

“Iihhh..mama mau ngapain, kog penis Ferri di makan sih ma” ucap anakku yg tak kuhiraukan.

Desahan anakku terus terucap di mulut mungilnya, tangan kananku semakin menggila menusukan jari tengah dan telunjuknya ke dalam liang vagina yg makin becek ini sampai bener bener becek. Kuhentikan kulumanku pada penis anakku dan tanpa bicara sedikitpun aku berdiri dan kulepas celana dalamku yg sudah sangat basah akibat cairan vaginaku, segera aku naik ke tempat tidur dimana anakku masih terlentang pasrah dengan senjatanya yg menunjuk ke langit langit kamar ini.

“Mama mau ngapain ma?” tanya anakku saat aku sudah berdiri di tempat tidur.

Tanpa harus menjawabnya dengan cepat aku lipat pakaian terusanku bagian bawahnya agar bisa terlihat oleh anakku, benar saja ternyata anakku sekarang melihat ke selangkanganku yg menampilkan vagina becek dengan jembut yg kucukur rapih membentuk piramid terbalik ini.
Tanpa basa basi aku raih penis anakku yg berdiri tegak itu dan tubuhku kuturunkan dan tangan kananku mengarahkan penis jumbo anakku agar tepat berada pas pada bibir vaginaku.

“Sssssttttttthhh….aaahhhh…sssttthhhh…” desahku saat kepala penis jumbo anakku menyeruak membelah bibir vaginaku.

Dengan hati hati aku naikkan lg badanku dan langsung kuturunkan kembali, kembali aku mendesah saat kepala penis anakku kini sudah lebih dalam lagi menembus vaginaku. Kuulangi menaik nurunkan tubuhku diatas selangkangan anakku ini hingga pada saat aku bener bener menghempaskan tubuhku sepenuhnya.

“Ooooohhhh…..aaarrgghhh…..” desah panjangku saat penis anakku sepenuhnya telah terbenam di vaginaku.

Penuh rasanya vaginaku oleh penis anakku yg super jumbo ini, walau sedikit perih seakan terasa sobek saja vaginaku dimasukan oleh penis besar anakku namun rasa sakit ini tak bisa menghentikan rasa nikmatnya tubuh ini.

“Aaahhh…mama kog kayak tante sih…titiku rasanya enak banget ma” ucap anakku dengan polosnya.

Setelah kudiamkan beberapa saat tubuhku, kini aku mulai menggoyangkan bokongku ke depan dan ke belakang serasa nikmat tak terlukiskan menjalar keseluruh tubuh ini dan berpusat di vaginaku.

“Ooooohhh….aaaahhhh…eehmmm….” desahanku yg bersautan dengan desahan anakku.

Semakin aku goyang semakin becek saja vaginaku akibat penis besar anakku yg bercokol di dalam vaginaku, setelah beberapa menit berjalan terasa penis besar anakku makin mengeras dan membesar, aku tau pasti sebentar lagi anakku mencapai puncaknya.
Benar saja ternyata anakku langsung ngomong yg kurang jelas.

“Aaaahhh ma… Ferri mau pipissss maaaa….” ucapan anakku yg masih tetap aku acuhkan.

“Aaahhhhh……Crooott….Crooott…Crooottt…”

Desahan anakku yg diiringi oleh semburan sperma yg hangat di dalam vaginaku membuat tubuhku bergetar saking nikmatnya dan vaginaku merespon dengan cepat.

“Aaaahhhh….nikmaaattt…..aahhhh….” desahan panjangku yg disambut dgn cairan vaginaku yg ikut keluar hingga merembes keluar dari sela sela vaginaku yg masih tertusuk penis jumbo anakku.

Lemas sekali tubuh ini setelah mencapai puncak orgasme yg hampir bersamaan dengan semburan air keruh putih milik anakku, kini dengan nafas yg masih ngos-ngosan aku segera bangkit dari atas tubuh anakku, karena masih merasa lemah tubuhku hanya bisa setengah berdiri dan langsung tergeletak di samping tubuh anakku. Sementara anakku hanya terdiam dgn pikiran yg masih bingung dgn apa yg baru saja terjadi.

Guru Privateku Mengajariku Bercinta

Guru Privateku Mengajariku Bercinta

Cerita Birahi Dewasa, Guru Privateku Mengajariku Bercinta - Ya masa masa di putih abu abu tak pernah dilupakan apalagi soal asmara selama disekolah aku pernah berpacaran selama 4 kali, dimana waktu kelas 1 aku bisa mendapatkan cewek yang cantik dan banyak digandrungi oleh pria lain kerena kepopuleran dia waktu disekolah, tak berpaa lama kami putus kemudian aku mendapatkan pacar baru lagi sebaliknya dia manis dengan wanra kulit sawo matang tapi juga tak bertahan lama hanya 1 tahun kita pacaran.

Untuk pacar selanjutnya kami sudah kenal lebih dulu dan akrab bisa dibilang kita sahabat tapi mungkin karena ada rasa diantara kita, ya kita sepakat untuk mejalin hubungan, suatu ketika saat boring di depan tv aku putuskan untuk keluar di teras rumah , karena orang tuaku juga tidak ada dirumah aku keluar bentar di warung untuk membeli rokok.

Sesampainya ke warung yang aku tuju rupanya malah tutup, awan sudah terlihat mendung petang aku berfikir untuk pulang atau mencari rokok di toko sbelanya yang jaraknya tidak jauh juga, ya aku putuskan untuk jalan lagi dan akhirnya mendapatkan rokok di wrung tersebut, hujan germis sudah turun, saat aku ingin pulang aku melihat orang yang aku kenal.

“Eh ibu Bella dari mana , aku sapa dia dengan senyum dan dia juga menyapaku”

“lho kamu disini lex, ngapain habis beli rokok ya”

“Ibu kok tau, hehe”

“lha iya Ibu juga sedah memandangi kamu dari kejauhan dari sana, boleh merokok tapi jangan kebanyakan ya Jhon, kalau sehari 1-2 batang gak papa, jaga kesehatanmu”

“hehehe iya bu, aku dengan senyum dan menggaruk garuk kepalaku, oiya Ibu Bella guru privat adekku yang masih bersekolah SD, biasanya Ibu Bella kalau datang seminggu 2 kali harinya juga tidak menentu, kadang rabu dan jumat, atau selasa dan kamis. Ibu Bella sering member les pada adekku sudah 4 bulan.

“lha ibu astrid mau kemana nih, mau kerumahku kan, keburu hujan bareng aja bu”

Dari dulu aku sudah terpesona dengan kecantikan ibu Bella, murah senyum , baik hati, kadang aku juga sering mengintip ibi Bella sedang memberi pelajaran kepada adekku, lama kelamaan aku jatuh hati kepada ibu Bella jangan pada kaget ya kalau Ibu Bella adalah pacar selanjutnya setelah aku putus dari pacar ketigaku, tapi awalnya aku takut mengungkapkan rasa cintaku pada dia.

Terang saja umur aku dan Ibu Bella cukup jauh dia usianya yang 27 tahun sedangkan aku 18 tahun, tapi aku sangat cinta kepada dia, hujan dikala itu sudah membasahi kami saat pulang kerumah, sampainya rumah aku tawarkan untuk kuambilkan handuk.

Saat mengasihkan handuk aku baru sadar kalau ibu Bella semakin cantik dengan rambut yang basah dan nampak tubuhnya yang seksi serta gundukan payudaranya juga membekas di pakaiannya, aku langsung berpikiran yang tidak tidak, aku buatkan minuman tehh hangat sebelum dia mengelesi adekku.

Pukul berapa bum au member pelajarannya ke pada adekku, “

“masih satu jam lagi kok”

“ya sudah nikmati dulu teh yang aku buatkan ini untuk menghangatkan tubuh yang kena hujan tadi”

“kami asyik mengobrol, sampai tak sadar kalau minumannya habis, aku tuangkan lagi kedalam gelas”

Sebelumnya weaktu aku membuat minuman teh hangat tersebut sempat ada pikiran ngeres yang datang, aku membayangkan jika bu Bella telanjang karena pakaiannya basah dan itu membuat aku semakin memunculkan hasratku.

“terimakasih lex malah kamu jadi repot begini kedatangn ibu yang basah karena hujan tadi”

“ah gak masalah bu, tenang saja, sudah biasa kok aku sering membuat minuman jimka ada tamu bapak atau ibuku”

“aku yang posisinya di samping ibu Bella sempat bingung kenapa kamu berdiri lex”

Aku langsung merangkul tubuh bu Bella itu dan gak tau kenapa aku senekad itu bisa langsung memeluk tubuhnya , ibu Bella berusaha untuk melepaskan dekapanku, tapi aku dengan kuat masih menahan dan aku dorong.

Kamu kenap lex, Ibu astrid juga mendorong aku untuk melepaskan pelukanku, tapi pelukanku semakin kuat.

Aku berbisik pelan, “Aku mencintaimu, Bu!” dan kulihat Bu Bella semakin terkejut. Ia diam terpaku untuk sesaat. Aku memanfaatkan waktu sesaat itu untuk merenggut lepas kancing-kancing kemejanya.

“Aku menginginkanmu, Bu!”

Kulihat payudara Bu Bella yang bulat berisi di balik bra putihnya. Bu Bella hanya memandangku seakan tak percaya apa yang baru saja terjadi. Ia sudah tak lagi meronta, sepertinya sudah pasrah akan apa yang akan terjadi.

Pelan-pelan kuturunkan roknya, lalu kulepaskan bra putih itu. Di depanku kini tampak jelas payudara Bu Bella yang sungguh indah, pinggang ramping, pinggul seksi, dan kaki-kaki jenjangnya. Tubuh Bu Bella kini hanya tertutupi oleh celana dalam putih.

Tanpa menunggu aku mulai mencumbui tubuh seksi Bu Bella. Mula-mula dari payudaranya. Kumainkan lidahku, kuciumi dengan penuh nafsu, sesekali lidahku memainkan putingnya yang menantang. Kurasakan tubuh Bu Bella tergetar pelan, dan ia mulai mendesah pelan.

Kulanjutkan cumbuanku turun ke arah perut, dan semaki ke bawah. Kulepaskan penutup terakhir tubuhnya. Saat itu kudengar suara Bu Bella memohon pelan.

“Ja.. Jangan, Jhon!”

Tapi aku tak peduli, aku mulai mencumbu sela-sela paha itu. Harumnya liang kewanitaan Bu Bella membuatku semakin bergairah. Kepalaku kusisipkan di antara kedua paha Bu Bella, dan mulai mencumbu liang kewanitaan yang ditumbuhi bulu-bulu halus.

Kumainkan lidahku di sana, kadang bibirku memainkan klitorisnya hingga tubuh Bu Bella bergetar, dan desahan-desahan pelan terdengar dari bibir Bu Bella saat jariku menyusup ke dalam vaginanya.

“Mmmh, ya!Oh.. Ya, enak.. Oh.. Oh!”

Lidah nakalku terus menari-nari di sana, menyalurkan kenikmatan yang mulai membius kesadaran Bu Bella. Sekarang Bu Bella mulai hanyut dalam permainan cumbuanku, desahan dan erangannya mengimbangi tarian lidahku pada klitorisnya. Kedua pahanya menjepit kepalaku.

“Yaa.. Ya!Oh.. Oh, ya sayang.. Teruskan.. Oh.. Oh!”

Tak lama kemudian kurasakan getaran hebat tubuh Bu Bella. Erangannya pun terdengar semakin keras,

“AH.. Ya, ya.. Oh sayang.. Aku.. Aku keluar.. Oh ya.. Ooohh!” Bu Bella menggelinjang hibat dan liang kewanitaannya mulai dibanjiri cairan vaginanya, membuat vagina Bu Bella semakin becek. Aku menyapukan lidahku, menjilati cairan itu.

Aku melihat wajah cantik Bu Bella, kini bersemu merah, matanya terpejam, nafasnya terengah-engah, bibirnya mengeluarkan desahan-desahan pelan. Keringat membasahi tubuhnya. Bu Bella membuka matanya, lalu memandangaku.

Masih belum hilang rasa ingin tahu dalam pandangan itu, seakan bertanya ‘Mengapa kamu melakukan ini pada ibu?’ tetapi bibirnya tetap terkatup.

Kusambut bibir Bu Bella dengan bibirku. Selama beberapa saat kami berpagutan. Dan kurasakan Bu Bella mulai membalas ciumanku.

Aku mulai melepaskan semua pakaianku. Kini kami berdua sudah tak mengenakan apa-apa lagi. Senjataku sudah tegang sejak tadi, seperti sebuah rudal yang siap ditembakkan.Ukurannya memang tidak seperti milik bintang film porno yang sering kulihat, tapi cukup besar juga. Bu Bella memandangku dengan tatapan ragu bercampur takut.

“Maaf, Bu!” kataku pelan.

Kutuntun penisku ke lubang vagina Bu Bella. Kurasakan Bu Bella sedikit menolak saat kepala penisku menyentuh klitorisnya.

“Ja.. Jangan, Jhon! Ja.. Jangan dimasukkan, nan.. Nanti..”

“Ibu nggak usah khawatir, Jhon tanggung jawab,” kataku, “Jhon mencintai Ibu!”

“Ta.. Tapi Jhon..”

Belum selesai Bu Bella bicara, aku sudah menusukkan senjataku hingga masuk setengahnya.

“Ah.. Jhon!” Bu Bella mulai meronta.

“Tenang Bu!” kupegangi kedua tangannya.

Kurasakan lubang vagina Bu Bella yang masih sempit itu menjepit penisku dan meremas-remasnya.

Aku bertanya-tanya, apa Bu Bella masih perawan. Kudorong penisku hingga menyusup lebih jauh. Bu Bella merintih,

“Sa.. Sakit Jhon..”

“Iya.. Iya Bu! Jhon pelan-pelan masukinnya.”

Mungkin Bu Bella nemang masih perawan, pikirku. Kulihat titik-titik air mata mulai basahi matanya, dan ada sebagian yang jatuh ke pipinya.

“Jhon.. Hentikan! Ja.. Jangan diteruskan!” desah Bu Bella.

Kepalang tanggung, pikirku. Dan kulesakkan penisku hingga masuk seluruhnya, sampai-sampai Bu Bella menjerit.

“Ah.. Jhon, sakit Jhon!”

“Tak apa-apa, Bu. Cuman sebentar sakitnya.”

Kudiamkan penisku di dalam vagina Bu Bella selama beberapa saat, kurasakan pijatan lembut dinding vagina pada penisku. Terasa nikmat sekali. Lalu aku mulai menggerakkan pinggulku maju mundur, mengocokkan penisku di dalam vagina Bu Bella. Bu Bella mengerang, pada awalnya tedengar rintihan kesakitan, namun lambat laun berganti desahan kenikmatan.

“Ya.. Ya, Oh ya sayang!”

Peluh membanjiri tubuh Bu Bella, matanya terpejam seakan-akan menjemput kenikmatan yang datang bertubi-tubi. Desahannya mengiringi gerakan pinggulku.

“Oh, ya.. Oh.. Ouh. Terus sayang! Enak, ja.. Jangan berhenti, oh..”

Aku terus memompa penisku keluar masuk, menggesek dindinjg vagina yang basah itu. Kulihat tangan Bu Bella meremas-remas payudaranya sendiri. Kenikmatan sudah menjalari seluruh tibuhnya. Desahan dan erangan terus menggema di ruangan itu, berbaur dengan deru suara hujan di luar.

Tak lama kemudian kulihat Bu Bella menggelinjang hebat, dan dari bibirnya terdengar erangan panjang menendakan ia telah mencapai klimaks. Kurasakan cairan hangat basahi penisku di dalam vaginanya.

“Oh, oh.. Ya.. Ooohh, sayang! Aku keluar, oh.. Oh..!”

Dan tanpa sadar tangannya meraihkui dan memelukku erat sambil terus mengerang merasakan kenikmatan puncak yang menguasai tubuhnya.

“Oh.. Oh, ya ough!”

Nafasnya tersengal-sengal.

“Ya, nikmat sekali, oh..!”

Akupun merasa sudah hampir mencapai klimaks, maka kupercepat gerakan pinggulku. Dan sepertinya gerakanku memacu kembali gairah Bu Luna. Kurasakan pinggul seksi Bu Bella mengimbangi gerakan pinggulku. Situs Poker Terbaik

“Oh.. Ya.. Oh, lagi sayang.. Oh!” desah Bu Bella,”Lebih cepat lagi.. Oh.. Oh!!”

Dan tak lama kemudian kurasakan penisku berdenyut-denyut.

“A.. Aku hampir keluar Bu!” kataku,”Keluarin di mana?”

“Oh.. Keluarin saja.. Di dalam.. Nggak apa-apa..”

Dan seketika itu juga aku mencapai puncak, penisku memuntahkan banyak cairan mani ke dalam vagina Bu Bella, memenuhi rongga kewanitaannya.

“Ough.. Bu! Aku keluar, Bu! Oh nikmat sekali, oh..!”

Bu Bella menggelinjang lagi, ia mencapai klimaks lagi sesaat setelah aku orgasme.

“Ya.. Oh, ya sayang.. Aku juga keluar.. Oh.. Oh..”

Tubuh kami bersimbah pelu, aku merasakan sangat lelah. Tubuhku kurebahkan di sofa di samping tubuh Bu Bella. Nafas kami tersengal-sengal. Kulihat wajah Bu Bella yang bersemu merah tampak cantik, ia tersenyum.

“Kau.. Kau nakal Jhon!” katanya pelan,”Tapi aku senang.”

“I.. Ibu tidak marah?”

Bu Bella mencium bibirku. “Aku memang marah pada mulanya, tapi-sudahlah-semuanya sudah terjadi,” katanya, “Kau hebat!”

Hujan masih turun dengan derasnya. Adikku menelpon, katanya ia belum bisa pulang karena hujan belum reda. Dan aku menghabiskan sore itu berdua bersama Bu Bella. Kami masih sempat bermain cinta sekali lagi sebelum kedua orangtua dan adikku pulang.

Setelah hubunganku dengan bu Bella semakin dekat, dia semakin akrab bila ibu Bella dirumah sendiri kadang aku diminta untuk datang kesana dan sebaliknya jika rumahku sepi ibu Bella berkenan untuk datang kerumahku, kisah cintaku dengan ibu Bella hanya bertahan 7 bulan karena habis lulus aku meneruskan di PTS luar kota. Demikian sedikit ceritaku dengan guru les privat adekku. Terimaksih sudah berkenan untuk membaca cerita dewasaku ini.

3Some Dengan Tante dan Relasinya

3Some Dengan Tante dan Relasinya

Cerita Birahi Dewasa, 3Some Dengan Tante dan Relasinya - Sejak itu aku mempunyai pelanggan tetap namanya Tante Helen (bukan nama asli), dia seorang janda tidak mempunyai anak, tinggal di Bandung, orangnya cantik, putih, payudaranya besar walaupun sudah kendor sedikit, dia keturunan tionghoa.

Dia seorang yang kaya, memiliki beberapa perusahaan di Bandung dan Jakarta, dan memeiliki saham di sebuah hotel berbintang di Bandung.

Sabtu pukul 7 pagi, HP-ku berbunyi dan terdengar suara seorang wanita, dan kulihat ternyata nomor HP Tante Helen.

“Hallo Sayang.. lagi ngapain nich.. udah bangun?” katanya.

“Oh Tante.. ada apa nich, tumben nelpon pagi-pagi?” kataku.

“Kamu nanti sore ada acara nggak?” katanya.

“Nggak ada Tante.. emang mo ke mana Tante?” tanyaku.

“Nggak, nanti sore anter Tante ke puncak yach sama relasi Tante, bisa khan?” katanya.

“Bisa tante.. aku siap kok?” jawabku.

“Oke deh Say.. nanti sore Tante jemput kamu di tempatmu”, katanya.

“Oke.. Tante”, balasku, dengan itu juga pembicaraan di HP terputus dan aku pun beranjak ke kamar mandi untuk mandi.

Sore jam 5, aku sudah siap-siap dan berpakaian rapi karena Tante Helen akan membawa teman relasinya. Selang beberapa menit sebuah mobil mercy new eye warnah hitam berkaca gelap berhenti di depan rumahku. Ternyata itu mobil Tante Helen, langsung aku keluar menghampiri mobil itu sesudah aku mengunci seluruh pintu rumah dan jendela.

Aku pun langsung masuk ke dalam mobil itu duduk di jok belakang, setelah masuk mobil pun bergerak maju menuju tujuan.

Di dalam mobil, aku diperkenalkan kepada dua cewek relasinya oleh tante, gila mereka cantik-cantik walaupun umur mereka sudah 40 tahun, namanya Tante Nina umurnya 41 tahun kulitnya putih, payudaranya besar, dia merupakan istri seorang pengusaha kaya di Jakarta dan Tante Helen 39 tahun, payudaranya juga besar, kulitnya putih, juga seorang istri pengusaha di Jakarta.

Mereka adalah relasi bisnis Tante Helen dari Jakarta yang sedang melakukan bisnis di Bandung, dan diajak oleh Tante Helen refreshing ke villanya di kawasan Puncak. Keduanya keturunan Tionghoa.

Di dalam mobil, kami pun terlibat obralan ngalor-ngidul, dan mereka diberitahu bahwa aku ini seorang gigolo langganannya dan mereka juga mengatakan ingin mencoba kehebatanku.

Selang beberapa menit obrolan pun berhenti, dan kulihat Tante Nina yang duduk di sebelahku, di sofa belakang, tangannya mulai nakal meraba-raba paha dan selangkanganku.

Aku mengerti maksudnya, kugeser dudukku dan berdekatan dengan Tante Nina, lalu tangan Tante Nina, meremas batang kemaluanku dari balik celana. Dengan inisatifku sendiri, aku membuka reitsleting celana panjangku dan mengeluarkan batang kemaluanku yang sudah tegak berdiri dan besar itu.


Tante Nina kaget dan matanya melotot ketika melihat batang kemaluanku besar dan sudah membengkak itu. Tante Nina langsung bicara kepadaku, “Wow.. Rian, kontol kamu gede amat, punya suamiku aja kalah besar sama punya kamu..” katanya.

“Masa sich Tante”, kataku sambil tanganku meremas-remas payudaranya dari luar bajunya.

“Iya.. boleh minta nggak, Tante pengen ngerasain kontol kamu ini sambil kontolku dikocok-kocok dan diremas-remas, lalu dibelai mesra?” katanya.

“Boleh aja.. kapan pun Tante mau, pasti Rian kasih”, kataku yang langsung disambut Tante Nina dengan membungkukkan badannya lalu batang kemaluanku dijilat-jilat dan dimasukakkan ke dalam mulutnya, dengan rakusnya batang kemaluanku masuk semua ke dalam mulutnya sambil disedot-sedot dan dikocok-kocok.

Tante Helen yang duduk di jok depan sesekali menelan air liurnya dan tertawa kecil melihat batang kemaluanku yang sedang asyik dinikmati oleh Tante Nina. Tnganku mulai membuka beberapa kancing baju Tante Nina dan mengeluarkan kedua payudaranya yang besar itu dari balik BH-nya. lalu kuremas-remas.

“Tante.. susu tante besar sekali.. boleh Rian minta?” tanyaku.

Tante Nina hanya mengangguk-anggukkan kepalanya, lalu tanganku mulai meremas-remas payudaranya. Tangan kiriku mulai turun ke bawah selangkangannya, dan aku mengelus-ngelus paha yang putih mulus itu lalu naik ke atas selangkangannya, dari balik CD-nya jariku masuk ke dalam liang kewanitaannya. Saat jariku masuk, mata Tante Nina merem melek dan medesah kenikmatan,

“Akhhh.. akhhhh.. akhhh.. terus sayang..”

Beberapa jam kemudian, aku sudah tidak tahan mau keluar.

“Tante… Rian mau keluar nich..” kataku.

“Keluarain di mulut Tante aja”, katanya.

Selang beberapa menit, “Crooot.. crooot.. crottt..” air maniku keluar, muncrat di dalam mulut Tante Nina, lalu Tante Nina menyapu bersih seluruh air maniku.

Kemudian aku pun merobah posisi. Kini aku yang membungkukkan badanku, dan mulai menyingkap rok dan melepaskan CD warna hitam yang dipakainya. Setelah CD-nya terlepas, aku mulai mencium dan menjilat liang kewanitaannya yang sudah basah itu.

Aku masih terus memainkan liang kewanitaannya sambil tanganku dimasukkan ke liang senggamanya dan tangan kiriku meremas-remas payudara yang kiri dan kanan.

Sepuluh menit kemudian, aku merubah posisi. Kini Tante Nina kupangku dan kuarahkan batang kemaluanku masuk ke dalam liang senggamanya,

“Blesss.. belssss.” batang kemaluanku masuk ke dalam liang kewanitaannya, dan Tante Nina menggelinjang kenikmatan, ku naik-turunkan pinggul Tante Nina, dan batang kemaluanku keluar masuk dengan leluasa di liang kewanitaannya.

Satu jam kemudian, kami berdua sudah tidak kuat menahan orgasme, kemudian kucabut batang kemaluanku dari liang kewanitaannya, lalu kusuruh Tante Nina untuk mengocok dan melumat batang kemaluanku dan akhirnya,

“Crooot.. crott.. croottt..” air maniku muncrat di dalam mulut Tante Nina. Seketika itu juga kami berdua terkulai lemas. Kemudian aku pun tertidur di dalam mobil.

sesampainya di villa Tante Helen sekitar jam 8 malam. Lalu mobil masuk ke dalam pekarangan villa. Kami berempat keluar dari mobil. Tante Helen memanggil penjaga villa, lalu menyuruhnya untuk pulang dan disuruhnya besok sore kembali lagi.

kami berempat pun masuk ke dalam villa, karena lelah dalam perjalanan aku langsung menuju kamar tidur yang biasa kutempati saat aku diajak ke villa Tante Helen. Begitu aku masuk ke dalam kamar dan hendak tidur-tiduran, aku terkejut ketika ke 3 tante itu masuk ke dalam kamarku dalam keadaan telanjang bulat tanpa sehelain benang pun yang menempel di tubuhnya.

Kemudian mereka naik ke atas tempat tidurku dan mendorongku untuk tiduran, lalu mereka berhasil melucuti pakaianku hingga bugil. Batang kemaluanku diserang oleh Tante Helen dan Tante Helen, sedangkan Tante Nina kusuruh dia mengangkang di atas wajahku, lalu mulai menjilati dan menciumi liang kewanitaan Tante Nina.

Dengan ganasnya mereka berdua secara bergantian menjilati, menyedot dan mengocok batang kemaluanku, hingga aku kewalahan dan merasakan nikmat yang luar biasa. Kemudian kulihat Tante Helen sedang mengatur posisi mengangkang di selangkanganku dan mengarahkan batang kemaluanku ke liang kewanitaannya,

“Blesss.. bleeesss..” batang kemaluanku masuk ke dalam liang kewanitaan Tante Helen, lalu Tante Helen menaik turunkan pinggulnya dan aku merasakan liang kewanitaan yang hangat dan sudah basah itu. Aku terus menjilat-jilat dan sesekali memasukkan jariku ke dalam liang kewanitaan Tante Nina, sedangakan Tante Helen meremas-remas payudara Tante Helen.

Beberapa jam kemudian, Tante Helen sudah orgasme dan Tante Helen terkulai lemas dan langsung menjatuhkan tubuhnya di sebelahku sambil mencium pipiku. Kini giliran Tante Helen yang naik di selangkanganku dan mulai memasukan batang kemaluanku yang masih tegak berdiri ke liang senggamanya,

“Bleesss.. bleesss..” batang kemaluanku pun masuk ke dalam liang kewanitaan Tante Helen. Sama seperti Tante Helen, pinggul Tante Helen dinaik-turunkan dan diputar-putar.

Setengah jam kemudian, Tante Helen sudah mencapai puncak orgasme juga dan dia terkulai lemas juga, langsung kucabut batang kemaluanku dari liang kewanitaan Tante Helen, lalu kusuruh Tante Nina  untuk berdiri sebentar, dan aku mengajaknya untuk duduk di atas meja rias yang ada di kamar itu, lalu kubuka lebar-lebar kedua pahanya dan kuarahkan batang kemaluanku ke liang kewanitaannya, “Blesss.. .bleeess..” batang kemaluanku masuk ke dalam liang kewanitaan Tante Nina. Situs Poker Terbaik

Kukocok-kocok maju mundur batang kemaluanku di dalam liang kewanitaan Tante Nina, dan terdengar desahan hebat,

“Akhhh.. akhhh.. akhhh.. terus sayang.. enak..” Aku terus mengocok senjataku, selang beberapa menit aku mengubah posisi, kusuruh dia membungkuk dengan gaya doggy style lalu kumasukan batang kemaluanku dari arah belakang. “Akhhh.. akhhh..” terdengar lagi desahan Tante Nina.

Aku tidak peduli dengan desahan-desahannya, aku terus mengocok-ngocok batang kemaluanku di liang kewanitaannya sambil tanganku meremas-remas kedua buah dada yang besar putih yang bergoyang-goyang menggantung itu.

Aku merasakan liang kewanitaan Tante Nina basah dan ternyata Tante Nina sudah keluar. Aku merubah posisi, kini Tante Nina kusuruh tiduran di lantai, di atas karpet dan kubuka lebar-lebar pahanya dan kuangkat kedua kakinya lalu kumasukkan batang kemaluanku ke dalam liang kewanitaannya,

“Blesss.. blessss.. blessss..” batang kemaluanku masuk dan mulai bekerja kembali mengocok-ngocok di dalam liang kewanitaannya. Selang beberapa menit, aku sudah tidak tahan lagi, lalu kutanya ke Tante Nina, “Tante, aku mau keluar nich.. di dalam apa di luar?” tanyaku.

“Di dalam aja Sayang..” pintanya.

Kemudian, “Crottt.. crooottt.. croottt..” air maniku muncrat di dalam liang kewanitaan Tante Nina, kemudian aku jatuh terkulai lemas menindih tubuh Tante Nina sedangkan kejantananku masih manancap dengan perkasanya di dalam liang kewanitaannya.

Kami berempat pun tidur di kamarku, keesokan harinya kami berempat melakukan hal yang sama di depan TV dekat perapian, di kamar mandi, maupun di dapur.

Bila ada tante-tante atau cewek-cewek yang kesepian atau butuh kehangatan dan kejantanan seorang pria atau ada yang mau mencoba kejantananku, bisa hubungi e-mail web ini.

Aku Gigolo Pemuas Tante Girang

Aku Gigolo Pemuas Tante Girang

Cerita Birahi Dewasa, Aku Gigolo Pemuas Tante Girang - Ini adalah cerita atau pengalaman seks gigolo dengan cougar, cerita gigolo dewasa yang ngentot cougar demi uang dan kepuasan kepahinya. Uang tiga perempat, bibi yang mendapat layanan seks juga menikmati layanan seks dari gigolo. Baca lebih lanjut, lihat ceritanya di bawah ini!

Sebelum memulai ceritaku, aku akan memberimu gambaran kecil tentang diriku sendiri. Nama saya Reza, bekerja sebagai pegawai asing swasta di daerah Sudirman, Jakarta. Saya adalah seorang pria berusia 29 tahun, saya keturunan Cina, wajah saya cukup tampan, kulit saya putih bersih. Tinggi saya 165 cm dan beratnya 70kg, kumis kecil menghiasi bibirku.

Kejadian ini merupakan bagian dari kisah nyata saya, yang terjadi lebih dari empat tahun yang lalu. Terus terang, saya sangat menyukai wanita berusia 30-40 tahun, dengan kulit mulus. Bagi saya wanita ini sangat menarik, apalagi kalau ‘jam terbang’ tinggi, sangat pandai bercinta. Tapi sebagai pegawai swasta yang bekerja, saya punya keterbatasan waktu, tidak mudah bagi saya untuk menemukan wanita tersebut. Hal ini mendorong saya untuk mengiklankan diri saya di koran berbahasa Inggris, untuk menawarkan layanan pijat seluruh tubuh. Uang untuk saya tidak masalah, karena saya berasal dari keluarga menengah dan gaji saya sudah cukup, tapi kepuasan saya bisa jauh dari itu. Jadi saya tidak menetapkan tarif untuk layanan saya, mengingat apa pun yang saya terima.

Sepanjang hari, karena saya mendapatkan banyak tanggapan yang saya dapatkan, beberapa di antaranya hanya untuk bersenang-senang, atau hanya ingin berbicara. Sore hari, sekitar pukul 18.00, seorang wanita memanggil saya.
“Halo untuk Reza?” Suara yang manis terdengar dari sana.
“Ya saya sendiri” jawab saya.
Dan seterusnya dia mulai menanyakan sifat saya. Selanjutnya, “Uh, sudah berapa lama?” Dia berkata.
“Nah normal hanya sekitar 18 cm dengan diameter 6 cm.” Saya membalas.
“Wah oke juga yach, lalu apakah layanan anda termasuk semuanya,” lanjutnya.
“Apa saja yang kamu butuhkan, kamu harus puas dech ..” jawabku. Dan yang agak mengejutkan adalah bahwa dia meminta kesediaan saya untuk melakukannya dengan suaminya yang sedang menonton. Tapi saya rasa ini adalah pengalaman baru bagi saya.

Akhirnya dia meminta saya untuk segera datang ke hotel bintang lima “R” di daerah Sudirman, tidak jauh dari kantor saya. Saya menduga bahwa pasangan ini bukan sembarang orang, yang mampu membayar tarif hotel mahal. Dan tentu saja, kamar presiden suite ada di depanku. Segera bel berdering di depan kamarnya. Dan seorang pria, yang memakai kimono, tidak lebih dari 40 tahun membuka pintu untuk saya.

“Reza?” Dia berkata.
“Ya, saya Reza,” jawab saya. Lalu dia menatapku dari atas ke bawah sebelum dia membiarkanku masuk. Saya pikir, Dia tidak akan membiarkan orang lain menyentuh istrinya.
“Baiklah, ayo,” katanya. Ruangan itu begitu luas dan sangat gelap. Aku melihat sekeliling, TV 52 inci? Menunjukkan film biru

Lalu aku melihat ke tempat tidur. Seorang wanita yang saya naksir dia tidak lebih dari 30 tahun terbaring di tempat tidur, tubuhnya dimasukkan ke dalam bed cover smiley sambil mengangkat tangannya untuk menyambut saya. “Anda pasti Reza khan? Kenalkan saya Mimi” katanya lembut.
Aku terpana melihat dia, rambut pirangnya yang berwarna pucat, kulitnya sangat halus, wajahnya cantik, sempurna! Saya masih tertegun dan menahan air liur saya, saat dia bilang “Kenapa sich bingung sich”.
“Akh enggak ..” kataku sambil membalas salam.
“Anda mandi dulu dech biarkan segar, tant di kamar mandi,” katanya.
“Oke tunggu sebentar,” jawabku saat aku melangkah ke kamar mandi. Sementara itu, suaminya hanya menonton dari sofa di kegelapan. Dengan cepat saya membersihkan tubuh saya agar berbau harum. Dan segera setelah itu saya memakai celana pendek dan kaos.

Saya melangkah keluar, “Mari kita mulai,” katanya.
Sedikit gugup aku mendekati tempat tidur. Dan saya dengan bodoh bertanya, “Boleh saya melepas pakaianku?”, Dia terkekeh dan menjawab, “terserah anda ..”.
Segera aku melepaskan bajuku, dia menatapku di dataran rendah, “Ahk .. ehm ..” dan langsung mengajakku ke tempat tidur bed cover juga. “Mimi sangat cantik,” kataku pelan.
Aku tidak percaya ada wanita cantik yang pernah kulihat dan suaminya membiarkan orang lain menyentuhnya, ah betapa beruntungnya aku. “Ah, Anda bisa,” kata Mimi.

Segera saya masuk ke tempat tidur, saya memeriksa tubuhnya satu per satu. Dua bintik putih besar di dadanya tampak menjuntai dengan indah, dalam bayang-bayang aku masih bisa melihat dengan sangat jelas betapa indahnya dua bundelnya yang terlihat begitu gemuk dan kencang. Aku bisa melihat puting kecil mungil itu berwarna merah kecoklatan. “Yaa aammpuunn ..” bisikku tanpa sadar, “Dia benar-benar sempurna” kataku pada diri sendiri.

“Za ..” bisik Bibi Mimi di telingaku.
Aku berbalik dan terengah-engah. Ya Ampuun, wajah cantik itu begitu dekat dengan wajahku. Napasnya terasa hangat sehingga terasa seperti pukulan di daguku. Nikmati semua keindahan malaikat ini di hadapanku, dari wajahnya yang cantik, lekuk tubuhnya begitu seksi dan montok, bayangan bulat dadanya yang besar dan kencang dengan putingnya yang meruncing, perutnya yang ramping dan bulat, Remaja, Paha seksi dan aah .., saya bayangkan betapa indah bukit kemaluannya yang terlihat begitu menonjol dari balik penutup tempat tidur. Hmm .., seberapa bagusnya ketika batang laki-laki saya masuk ke dalam ayam sempitnya, saya akan menuangkan sebanyak air ke dalam kemaluannya sebagai bukti kedewasaan saya.

“Za .. mulailah sayang ..” bisik Bibi Mimi, memecah fantasi seksku padanya. Kilauan matanya yang sedikit kurus tampak begitu sejuk di mataku, hidungnya yang putih tumbuh lembut, dan bibirnya yang merah padam setengah terbuka, cantik sekali. Aku mencium bibir Tante Mimi yang setengah terbuka dengan lembut. Terasa begitu hangat dan lembut. Aku memejamkan mata untuk menikmati kelembutan bibir yang hangat dan manis.

Selama sekitar 10 detik aku mengisap bibirnya, menyerap semua kehangatan dan kelembutannya. Aku meraih tubuh Bibi Mimi yang masih berada di depanku dan membawanya kembali ke pelukanku.
“Apa yang bisa kamu lakukan untukku Za ..” bisiknya setengah malu.
Tanganku memeluk pinggangnya erat-erat, terasa agak goyah untuk menyimpan satu juta rasa. Dan tanpa jari kedua tangan aku berada di atas pantatnya yang bundar. Mekal dan padat. Lalu perlahan kusap intim saat aku berbisik, “Bibi pasti tahu apa yang akan Reza lakukan .. Reza akan memuaskan Bibi sayang ..” bisikku pelan. Jiwaku telah dibenci.

Kuelus di sekujur tubuhnya, akhh .. sangat halus, dengan sedikit menyusut meremas kedua pipinya yang terasa padat dari belakang penutup tempat tidur. “Oouuhh ..” Bibi Mimi mengeluh dengan lembut.
Betapapun anehnya saat itu saya masih tidak bisa menahan diri untuk tidak berada di atas atau kasar melawannya, meski nafsu seks saya saat itu sudah diubun berkepala tapi saya ingin memberi kelembutan dan kasih sayang kepadanya. Lalu aku melahap bibirnya lagi dengan penuh semangat. Kusedot dan kukulum bibir hangat bergantian dengan bagian atas dan bawah kasih sayang. Senyuman kecil itu terdengar begitu indah, secantik isyaratku di bibir Bibi Mimi. Kedua jari saya masih menggosok sambil sesekali meremas kedua bagian putaran pantatnya dan kenyal. Bibirnya yang hangat dan lembut berulang kali menggigit bibir bawahku dan aku meresponsnya dengan menekuk bibir atasnya. Ooh .., rasanya enak sekali. Gerutuan napasnya bertabrakan dengan napas mendengus dan berulang kali hidung mungilnya menempel di hidungku. Aku merasakan kedua tangan lengan Mimi di leherku dan jari-jarinya di tanganku. Aku merasakan kepalaku dengan rambut tersedu-sedu.


Batang laki-laki saya terasa lebih besar karena posisi tubuh kita saling berpelukan erat sehingga batang laki-laki saya menonjol dari balik celana saya yang disematkan dan menempel keras pada bibi perut Mimi yang empuk, lalu saya melepaskan bibir saya ke bibirnya. Bibi Mimi.

Wajahnya yang cantik tersenyum manis pada saya, saya merendahkan wajah saya saat dia terus mencengkeram lidahnya di permukaan perutnya dan mencapai area yang paling saya sukai, berbau harum. Tidak perlu ragu.
“Ohh apa yang akan kamu lakukan .. akh ..” tanyanya sambil memejamkan matanya untuk menekan kenikmatan yang dirasakannya. Beberapa saat kemudian tangan itu benar-benar mendorong kepalaku ke bawah dan .., “Nyam-ny ..” lezat sekali alat kelamin Tante Mimi. Oh, bukit kecil yang merah menstimulasi birah saya.

Aku mendorong kedua bibir kemaluannya dan, “Creep ..” ujung hidungku memaksaku ke celah kemaluan yang baru saja berlumpur itu.
“Aaahh .. kamu nakaal,” jeritnya cukup keras. Terus terang kemaluannya adalah yang paling indah yang pernah saya rasakan, bibirnya yang merah mengokang dengan bentuk lemak dan lebar yang membuat saya lebih bergairah. Dengan bergantian aku menarik kedua sisi bibir kemaluan itu dengan mulutku. “Ooohh lidahmu .. ooh enak Reza ..” bibi lembut Mimi.

Sementara aku menikmati bibir kemaluannya, ia terus mendesah untuk merasakan sukacita, hanya gadis perawan yang baru merasakan seks pertama, kasihan wanita ini dan betapa bodohnya suaminya yang hanya menatapku dari kegelapan.

“Aahh .. sayang .. bibi seperti itu yaahh .. sedot lagi dong sayang oogghh,” dia mulai menggunakan kata mahal untuk memanggilku. Panggilan yang sepertinya terlalu intim untuk tahap awal ini.
Lima menit kemudian .. “Sayang .. aku juga ingin mencicipimu juga,” katanya sambil memintaku menghentikan lidahnya menari di kemaluannya.
“Ahh .. baik Bibi, sekarang giliran bibi saya,” lanjut saya sambil berdiri mengangkang di atas wajahnya yang masih terbaring. Tangannya meraih batang kemaluan besar saya dan sesaat terkejut menyadari ukurannya jauh di atas rata-rata.
“Okh Za .. cantik banget kamu ..” katanya kepada saya, lidahnya langsung menjulur menuju kemaluanku yang sudah tegang dan sangat keras dulu.
“Mungkin ini tidak akan cukup jika Anda masuk .. aah mm .. nggmm,” belum lagi kata-kata iseng habis-habisan saya telah membenamkan burung saya ke mulutnya dan, “Croop ..” segera mengisi soket-soket kecil itu. Matanya menatapku dengan tatapan lucu, sementara aku menyeringai untuk merasakan rasa marah yang membuat senapanku terasa tegang dan keras.
“Aduuh enaak .. oohh enak oak bibi oohh ..” sambil terus mengisap dan mengocok batang pangkal paha keluar ke mulutnya yang kini terlihat semakin ramai. Tangan kananku meraih payudaranya yang besar menggeliat-geliat di sana-sini sementara tangan kiriku memberi sentuhan pada punggungnya yang halus. Sesekali dia menggigit kepala pangkal pahaku yang kecil di mulutnya, “Mm .. hmm ..” hanya itu yang keluar dari mulutnya, saat telapak tanganku meremas daging keras di dadanya.

“Tanaman ..” dia mengerang dari mulutnya. Aku segera menyergap pinggulnya dan lagi daerah selangkangan dengan bukit berbulu itu kuserbu dan cairan mani kusedot yang sepertinya sudah membanjiri bibir kemaluannya.
“Aoouuhh .. Bibi tidak tahan lagi sayang ampuun .. Vann .. hh masuk sekarang juga, ayoo ..” katanya sambil memegang pantatku. Segera saya mengarahkan pangkal paha ke selangkangannya yang membelah antara pinggang saya menempatkan posisi lobang kemaluannya terbuka lebar, perlahan sekali melekat pada bibir kemaluannya dan mendorongnya perlahan, “Ngg .. aa .. aa .. aa .. Ii .. oohh masuuk .. aduuh besar dulunya sayang, oohh .. “erangnya, wajahnya pucat seperti iris yang terluka.

Aku tahu itu adalah reaksi dari bibirnya yang terlalu ketat untuk seukuran burung kakiku. Dan Bibi Mimi adalah wanita yang pernah mengatakan hal yang sama. Tapi sejujurnya, dia adalah wanita paruh baya tercantik dan paling seksi dari semua wanita yang pernah saya temui. Payudara besar yang membengkak itu langsung kuhujani dengan ciuman di kedua puting susu pada gilirannya, sesekali saya juga mencoba menyeimbangkan up dan down gerakan di atas pinggang saya dengan mengangkat dan memiringkan pinggul agar lebih bernafsu, namun tetap mempertahankan daya tahan tubuh saya dengan menghunjamkan pangkal paha pada setiap Hitungan kelima

Tangannya menancapkan kepalaku ke dadanya yang tersedot saat burungku terus masuk dan keluar dengan lebih lancar di lubang senggamanya yang banjir dan sangat lelah. Putingnya, yang ternyata menjadi titik kesenangan menggigit gigitan kecil sampai wanita itu menjerit sedikit merengek menahan rasa lezat itu hebat, untungnya kamar tidurnya terletak di lantai dua cukup jauh untuk mendengar teriakan kedua kami. Puas bermain kedua payudara, tanganku meraih kepalanya dan menariknya ke wajahku, sampai mulut kami bertabrakan, kami memainkan lidah di rongga mulut secara bergantian. Setelah itu lidahku menyebar liar di pipinya naik ke kelopak matanya mengolesi seluruh wajah cantik itu, dan menggigit telinganya. Cegukan pinggulnya lebih keras memukul pangkal pahaku, semakin banyak burung saya yang terkena pangkal perselingkuhan.

“Ooohh .. aa .. aahh .. aahh .. mmhh gelii oohh enak, vann .. ooh,” desah Bibi Mimi.
“Yaahh enaak juga Tante .. oohh rasanya enak banget, yaahh .. genjot keras Bibi, sangat lezat seperti ini, oohh enaakk .. oohh Bibi oohh ..” kata-kata polos saya keluar hanya di luar kendali. Tanganku yang berada di atas sekarang beralih untuk meremas sekujur pantatnya. Setiap kali dia menekan ke bawah dan melemparkan kemaluannya ditusuk oleh burung saya, secara otomatis tangan saya meremas keras pantatnya. Secara refleks juga kemaluannya menjepit dan berdenyut seperti mengisap batang laki-laki saya. Situs Poker Terbaik

Hanya sepuluh menit setelah tubuh Bibi Mimi bergetar kencang, saya mengerti bahwa itu adalah gejala orgasme yang akan segera tercapai, “Vann .. aahh aku nngaak .. bukan kuaat aahh .. aahh .. oohh ..”
“Taahaan Tante .. tunggu dulu ngg .. ooh enaknya Tante .. tahan dulu .. jangan keluar dulu ..” Tapi sia-sia, tubuh Mimi mengencangkan tegang kencang, kedua tangan terjepit erat di pundakku, dadanya menjauh. Dari mukaku sampai kedua telapak tanganku lebih bebas meremas payudaranya. Saya menyadari betapa sulitnya menahan orgasme, sampai saya meremas dadanya keras untuk memaksimalkan kenikmatan orgasme padanya. “Ooo .. ngg .. aahh .. sayang sayang .. sayang .. ooh enaak .. bibi kelauaar .. oohh .. oohh ..” dia menangis lama mengakhiri permainannya. Aku merasakan lidah ayamnya mengerumuni kudaku dan mencengkeram erat-erat, semprotan minuman keras yang disemprotkan enam kali di dalam kemaluannya sampai sekitar sepuluh detik kemudian dia mulai lemas di pelukanku.

Sementara itu semakin saya mempercepat gerakan saya, semakin jelas bunyi gesekan antara alat kelamin dan kemaluannya, yang telah direndam cairan dari alat kelamin Tante Mimi. “Aaakhh .. enakk!” Bibi Mimi mendesah sedikit teriak.
“Bibi .. aku mau keluar nich .. eesshh ..” aku menghela nafas pada Bibi Mimi.
“Makan sayang .. eesshh ..” jawabnya sambil mendesah.
“Uuugghh .. aaggh .. eenak Tante ..” aku berteriak sedikit keras dengan sperma ku serentak keluar dan meledak di alat kelamin Bibi Mimi.

“Hemm .. hemm ..” Suara itu cukup mengejutkanku. Ternyata suaminya yang tadi nonton sekarang sudah bangkit dan melepas kimono nya. “Sekarang giliran saya, terima kasih telah membesarkan saya, Anda bisa meninggalkan kita sekarang,” katanya, memberi saya seikat uang.

Saya segera mengenakan pakaian saya, dan melangkah keluar. Bibi Mimi mengantarku ke pintu sambil memberiku ciuman kecil, berkata “Terimakasih yach .. sekarang giliran suamiku, karena dia perlu melihat permainanku dengan orang lain sebelum dia melakukannya.”
“Terima kasih lagi, jika Bibi membutuhkan saya panggil aku lagi,” jawabku saat dia membalas ciuman dan melangkah keluar.

“Akh .. semoga beruntung saya ‘memesan’ untuk melayani wanita seperti Tante Mimi,” pikirku puas. Ternyata ada juga suami yang rela mengorbankan istrinya untuk digauli orang lain untuk memenuhi keinginannya.

Kamis, 30 Januari 2020

Mirna Gadis Molek Itu Kesetubuhi

Mirna Gadis Molek Itu Kesetubuhi

Cerita Birahi Dewasa, Mirna Gadis Molek Itu Kesetubuhi - Lega rasanya aku melihat pagar rumah kosku setelah terjebak dalam kemacetan jalan dari kampusku. Kulirik jam tanganku yang menunjukkan pukul 21.05 yang berarti aku telah menghabiskan waktu satu jam terjebak dalam arus lalu-lintas Jakarta yang begitu mengerikan.

Setelah memarkir mobilku, bergegas aku menuju ke kamarku dan kemudian langsung menghempaskan tubuh penatku ke ranjang tanpa sempat lagi menutup pintu kamar.

Baru saja mataku tertutup, tiba-tiba saja aku dikejutkan oleh ketukan pada pintu kamarku yang disertai dengan teriakan nyaring dari suara yang sudah sangat aku kenal.

“Don, loe baru pulang yah?” gelegar suara Vera memaksa mataku untuk menatap asal suara itu.
“iya, memangnya ada apa sih teriak-teriak?” jawabku sewot sambil mengucek mataku.
“Ini gue mau kenalin sepupu gue yang baru tiba dari Bandung” jawabnya sambil tangan kirinya menarik tangan seorang cewek masuk ke kamarku.

Kuperhatikan cewek yang disebut Vera sebagai sepupunya itu, sambil tersenyum aku menyodorkan tangan kananku kearahnya.

“Hai, namaku Doni” “Mirna” jawabnya singkat sambil tersenyum kepadaku. Sambil membalas senyumannya yang manis itu, mataku mendapati sesosok tubuh setinggi kira-kira 165 cm, walaupun dengan perawakan sedikit montok namun kulitnya yang putih bersih seakan menutupi bagian tersebut.

“Doni ini teman baik gue yang sering gue ceritain ke kamu” celetuk Vera kepada Mirna. “Oh..” “Nah, sekarang kan loe berdua udah tau nama masing-masing, lain kali kalo ketemu kan bisa saling memanggil, gue mau mandi dulu yah, daag..” kata Vera sambil berjalan keluar dari kamarku.

Aku menanggapi perkataan Vera barusan dengan kembali tersenyum ke Mirna. “Cantik juga sepupu Vera ini” pikirku dalam hati.

“Mirna ke Jakarta buat liburan yah?” tanyaku kepadanya.
“Iya, soalnya bosen di Bandung melulu” jawabnya.
“Loh, memangnya kamu nggak kuliah?”
“Nggak, sehabis SMA aku cuma bantu-bantu Papa aja, males sih kuliah.”
“Rencananya berapa lama di Jakarta?”
“Yah.. sekitar 2 minggu deh”
“Doni aku ke kamar Vera dulu yah, mau mandi juga ”
“Oke deh” Sambil tersenyum lagi dia berjalan keluar dari kamarku. Aku memandang punggung Mirna yang berjalan pelan ke arah kamar Vera.

Kutatap BH hitamnya yang terlihat jelas dari balik kaos putih ketat yang membaluti tubuhnya yang agak bongsor itu sambil membayangkan dadanya yang juga montok itu. Setelah menutup pintu kamarku, kembali kurebahkan tubuhku ke ranjang dan hanya dalam sekejab saja aku sudah terlelap.


“Don, bangun dong” Aku membuka kembali mataku dan mendapatkan Vera yang sedang duduk di tepi ranjangku sambil menggoyangkan lututku.
“Ada apa sih?” tanyaku dengan nada sewot setelah untuk kedua kalinya dibangunkan.
“Kok marah-marah sih, udah bagus gue bangunin. Liat udah jam berapa masih belom mandi!”

Aku menoleh ke arah jam dindingku sejenak.

“Jam 11, emang kenapa kalo gue belum mandi?”
“Kan loe janji mau ngetikin tugas gue kemaren”
“Aduh Vera.. kan bisa besok..”
“Nggak bisa, kan kumpulnya besok pagi-pagi” Aku bergegas bangun dan mengambil peralatan mandiku tanpa menghiraukan ocehan yang terus keluar dari mulut Vera.
“Ya udah, gue mandi dulu, loe nyalain tuh komputer!”

Tulisan di layar komputerku sepertinya mulai kabur di mataku. “Gila, udah jam 1, tugas sialan ini belum selesai juga” gerutuku dalam hati.
“Tok.. Tok.. Tok..” bunyi pintu kamarku diketok dari luar. “Masuk!” teriakku tanpa menoleh ke arah sumber suara. Terdengar suara pintu yang dibuka dan kemudian ditutup lagi dengan keras sehingga membuatku akhirnya menoleh juga.

Kaget juga waktu kudapati ternyata yang masuk adalah Mirna. “Eh maaf, tutupnya terlalu keras” sambil tersenyum malu dia membuka percakapan.
“Loh, kok belum tidur?” dengan heran aku memandangnya lagi. “Iya nih, nggak tau kenapa nggak bisa tidur”
“Vera mana?” tanyaku lagi.
“Dari tadi udah tidur kok”
“Gue dengar dari dia katanya elo lagi buatin tugasnya yah?” “Iya nih, tapi belum selesai, sedikit lagi sih”
“Emang ngetikin apaan sih?” sambil bertanya dia mendekatiku dan berdiri tepat disamping kursiku.

Aku tak menjawabnya karena menyadari tubuhnya yang dekat sekali dengan mukaku dan posisiku yang duduk di kursi membuat kepalaku berada tepat di samping dadanya. Dengan menolehkan kepalaku sedikit ke kiri, aku dapat melihat lengannya yang mulus karena dia hanya memakai baju tidur model tanpa lengan.

Sewaktu dia mengangkat tangannya untuk merapikan rambutnya, aku dapat melihat pula sedikit bagian dari BHnya yang sekarang berwarna krem muda.

“Busyet.. loe harum amat, pake parfum apa nih?”
“Bukan parfum, lotion gue kali”
“Lotion apaan, bikin terangsang nih” candaku.
“Body Shop White Musk, kok bikin terangsang sih?” tanyanya sambil tersenyum kecil.
“Iya nih beneran, terangsang gue nih jadinya”
“Masa sih? berarti sekarang udah terangsang dong” Agak terkejut juga aku mendengar pertanyaan itu.
“Jangan-jangan dia lagi memancing gue nih..” pikirku dalam hati.
“Emangnya loe nggak takut kalo gue terangsang sama elo?” tanyaku iseng.
“Nggak, memangnya loe kalo terangsang sama gue juga berani ngapain?”
“Gue cium loe ntar” kataku memberanikan diri.

Tanpa kusangka dia melangkah dari sebelah kiri ke arah depanku sehingga berada di tengah-tengah kursi tempat aku duduk dengan meja komputerku.

“Beneran berani cium gue?” tanyanya dengan senyum nakal di bibirnya yang mungil.
“Wah kesempatan nih” pikirku lagi. Aku bangkit berdiri dari dudukku sambil mendorong kursiku sedikit ke belakang sehingga kini aku berdiri persis di hadapannya. Sambil mendekatkan mukaku ke wajahnya aku bertanya
“Bener nih nggak marah kalo gue cium?” Dia hanya tersenyum saja tanpa menjawab pertanyaanku.

Tanpa pikir panjang lagi aku segera mencium lembut bibirnya. Mirna memejamkan matanya ketika menerima ciumanku. Kumainkan ujung lidahku pelan kedalam mulutnya untuk mencari lidahnya yang segera bertaut dan saling memutar ketika bertemu. Sentuhan erotis yang kudapat membuat aku semakin bergairah dan langsung menghujani bibir lembut itu dengan lidahku. Sambil terus menjajah bibirnya aku menuntun pelan Mirna ke ranjang.

Dengan mata masih terpejam dia menurut ketika kubaringkan di ranjangku. Erangan halus yang didesahkan olehnya membuatku semakin bernafsu dan segera saja lidahku berpindah tempat ke bagian leher dan turun ke area dadanya. Setelah menanggalkan bajunya, kedua tanganku yang kususupkan ke punggungnya sibuk mencari kaitan BH-nya dan segera saja kulepas begitu aku temukan.

Dengan satu tarikan saja terlepaslah penutup dadanya dan dua bukit putih mulus dengan pentil pink yang kecil segera terpampang indah didepanku. Kuremas pelan dua susunya yang besar namun sayang tidak begitu kenyal sehingga terkesan sedikit lembek. Puting susunya yang mungil tak luput dari serangan lidahku.

Setiap aku jilati puting mungil tersebut, Mirna mendesah pelan dan itu membuatku semakin terangsang saja. Entah bagaimana kabar penisku yang sedari tadi telah tegak berdiri namun terjepit diantara celanaku dan selangkangannya. Putingnya yang kecil memang sedikit menyusahkan buatku sewaktu menyedot bergantian dari toket kiri ke toket kanannya, namun desahan serta gerakan-gerakan tubuhnya yang menandakan dia juga terangsang membuatku tak tahan untuk segera bergerilya ke perutnya yang sedikit berlemak.

Namun ketika aku hendak melepas celananya, tiba-tiba saja dia menahan tanganku.
“Jangan Doni!”
“Kenapa?”
“Jangan terlalu jauh..”
“Wah, masa berhenti setengah-setengah, nanggung nih..”
“Pokoknya nggak boleh” setengah berteriak Mirna bangkit dan duduk di ranjang. Kulihat dua susunya bergantung dengan anggunnya di hadapanku.
“Kasihan ama ini nih, udah berdiri dari tadi, masa disuruh bobo lagi?” tanyaku sambil menunjuk ke arah penisku yang membusung menonjol dari balik celana pendekku.

Tanpa kusangka lagi, tiba-tiba saja Mirna meloroti celanaku plus celana dalamku sekalian. Aku hanya diam ketika dia melakukan hal itu, pikirku mungkin saja dia berubah pikiran. Tetapi ternyata dia kemudian menggenggam penisku dan dengan pelan mengocok penisku naik turun dengan irama yang teratur. Situs Poker Terbaik

Aku menyandarkan tubuhku pada dinding kamar dan masih dengan posisi jongkok dihadapanku Mirna tersenyum sambil terus mengocok batang penisku tetapi semakin lama semakin cepat. Nafasku memburu kencang dan jantungku berdegub semakin tak beraturan dibuatnya, walaupun aku sangat sering masturbasi, tapi pengalaman dikocok oleh seorang cewek adalah yang pertama bagiku, apalagi ditambah pemandangan dua susu montok yang ikut bergoyang karena gerakan pemiliknya yang sedang menocok penisku bergantian dengan tangan kiri dan kanannya.

“Mir.. mau keluar nih..” lirih kataku sambil memejamkan mata meresapi kenikmatan ini.
“Bentar, tahan dulu Don..”jawabnya sambil melepaskan kocokannya.
“Loh kok dilepas?” tanyaku kaget.

Tanpa menjawab pertanyaanku, Mirna mendekatkan dadanya ke arah penisku dan tanpa sempat aku menebak maksudnya, dia menjepit penisku dengan dua susunya yang besar itu. Sensasi luar biasa aku dapatkan dari penisku yang dijepit oleh dua gunung kembar itu membuatku terkesiap menahan napas. Sebelum aku sempat bertindak apa-apa, dia kembali mengocok penisku yang terjepit diantara dua susunya yang kini ditahan dengan menggunakan kedua tangannya.

Kali ini seluruh urat-urat dan sendi-sendi di sekujur tubuhku pun turut merasakan kenikmatan yang lebih besar daripada kocokan dengan tangannya tadi. “Enak nggak Don?” tanyanya lirih kepadaku sambil menatap mataku. “Gila.. enak banget Sayang.. terus kocok yang kencang..” Tanganku yang masih bebas kugerakkan kearah pahanya yang mulus.

Sesekali memutar arah ke bagian belakang untuk merasakan pantatnya yang lembut. “Ahh.. ohh..” desahnya pelan sambil kembali memejamkan matanya. Kocokan serta jepitan susunya yang semakin keras semakin membuatku lupa daratan.

“Mir.. aku keluar..” Tanpa bisa kutahan lagi semprotan lahar panasku yang kental segera menyembur keluar dan membasahi lehernya dan sebagian area dadanya.

Seluruh tubuhku lemas seketika dan hanya bisa bersandar di dinding kamar. Aku memandang nanar ke Mirna yang saat itu bangkit berdiri dan mencari tissue untuk membersihkan bekas spermaku. Ketika menemukan apa yang dicari, sambil tersenyum lagi dia bertanya

“Kamu seneng nggak” Aku mengangguk sambil membalas senyumannya.
“Jangan bilang siapa-siapa yah, apalagi sama Vera” katanya memperingatkanku sambil memakai kembali BH dan bajunya yang tadi kulempar entah kemana.
Iyalah.. masa gue bilang-bilang, nanti kamu nggak mau lagi ngocokin gue” Mirna kembali hanya tersenyum padaku dan setelah menyisir rambut panjangnya dia pun beranjak menuju pintu.
“Gue bersih-bersih dulu yah, abis itu mau bobo” ujarnya sebelum membuka pintu.
“Thanks yah Mir.. besok kesini lagi yah” balasku sambil menatap pintu yang kemudian ditutup kembali oleh Mirna.

Aku memejamkan mata sejenak untuk mengingat kejadian yang barusan berlalu, mimpi apa aku semalam bisa mendapat keberuntungan seperti ini. Tak sabar aku menunggu besok tiba, siapa tahu ternyata bisa mendapatkan lebih dari ini. Mungkin saja suatu saat aku bisa merasakan kenikmatan dari lubang surga Mirna, yang pasti aku harus ingat untuk menyediakan kondom di kamarku dulu.

Vagina Adik Iparku Buat Merem Melek

Vagina Adik Iparku Buat Merem Melek

Cerita Birahi Dewasa, Jepitan Vagina Adik Iparku Buat Merem Melek - Ini merupakan kejadian yang memalukan sekaligus menyenangkan tentang perselingkuhanku dengan adik iparku Mita.

‘Halo’, kataku menyambut telepon.

‘Oh, kakak!!, Mbak Heni mana kak’, suara diseberang menyahut.

‘Mita??, kapan balik ke Jakarta, mbakmu lagi piket, telepon aja ke HP-nya deh, sahutku sambil bertanya. ‘Gak usah deh kak, sampaiin aja kalo aku pertengahan juni mo balik, aku kangen banget deh’ jawabnya lagi.

‘Oke, deh ntar aku sampaikan, take care ya’ jawabku datar dan menutup telepon.

Kemudian ingatanku melayang beberapa tahun lalu, dimana saat itu dia banyak problem,.. cowok, drug, bahkan sempat pula berurusan dengan pihak berwajib karena tertangkap tangan atas kepemilikan Narkoba. Atas saranku Mita, adik kandung Heni ke Jakarta dan sekarang telah bekerja di Singapura untuk memulai sesuatu yang baru.

Mita 30 th, seperti juga saudaranya berwajah cantik, kulitnya bersih, mata lebar, hidung mancung, rambut berombak di ujung dengan postur tubuh proporsional. Karena obsesi untuk mandiri dan sifatnya yang keras kepala itulah dia terperosok dalam problem berkepanjangan.

Mita sebelumnya tinggal di Surabaya, disana dia bekerja sebagai penyanyi. Dari pekerjaannya itulah (yang sebenernya tidak kami sukai) Mita sempat ditahan polisi 1 malam karena narkoba, sebelum kami datang-dipanggil untuk memberi keterangan.

Sejak peristiwa ditahannya Mita 3 tahun lalu, Mita sering telepon aku dan bercerita tentang keadaannya, teman lelakinya dan biasanya cukup lama, minimal 30 menit. Mita lebih dekat denganku dan sering ‘curhat’ daripada kakaknya. Dalam setiap pembicaraan, Heni selalu memberi tanda agar aku ‘merayu’ Mita untuk pindah ke Jakarta dan mencari pekerjaan di sini.

Heni tau kedekatan kami itu, bahkan mendorong untuk dapat mengontrolnya melalui aku, karena sejak kecil Mita memang susah nurut dan bandel. Awalnya aku hanya menganggapnya sebagai tanggung jawab seorang kakak terhadap adik, sebelum terjadi ‘sesuatu’ yang tidak semestinya kami lakukan.

Awal maret 2017, Mita telepon memintaku untuk menjemputnya di stasiun Gambir, Heni sangat gembira dengan berita itu dan segera mempersiapkan kamar untuknya. 13 maret 2017 aku jemput Mita sendiri, karena anak bungsuku sakit, dan kami duga demam berdarah. Mita datang sendirian, padahal rencananya bersama Hendry ‘cowoknya’ yang keturunan.

‘Kok, sendirian kak??’ mana ponakan2ku, tanya Mita saat aku sambut barang2 bawaannya.

‘Adit lagi sakit, kayanya demam berdarah deh, terpaksa diisolasi dari sodaranya’ jawabku ngeloyor menuju mobil. Sambil merokok dan berlari kecil Mita mengikuti aku, ‘Kesian yah, aku kangen ama mereka’ katanya.

‘Kak, tau nggak knapa aku kesini?? tanyanya di mobil.

‘Yah, loe mau refreshing, loe udah sadar dan mau kerja yang sesuai ama ijazahmu, khan?’ jawabku sekenanya.

‘Yang lain donk’ komentarnya manja.

‘Apa yaa, paling putus atau mo lari dari cowokmu, hahahaha’ aku tertawa geli karena pinggangku digelitiknya.

Sekarang bulan apa kak?’

‘Maret’ jawabku sambil terus nyetir

‘Bulan maret ada apa ya??’ Mita mengerling, tangannya meremas tanganku saat di persneling..

‘Mita,.. Apaan sih’, kataku berusaha menepis tangannya yang kemudian bergerak mau gelitiki aku lagi. Tanganku ditangkapnya, digenggam kemudian dicium sambil bertanya manja

‘Kakak sayang Mita nggak sih?’

‘Mita.. aku kakakmu, aku sayang kamu seperti Heni menyayangimu’ kataku jengah dan menarik tangan .

‘Kak,.. aku sayang dan mengagumi Kak rizky, lebih dari itu.., aku sayang ama kakak, karena bisa ngertiin aku, pahami aku, bisa ngemanjain aku dan..tau nggak, aku bisa orgasme kalo lagi teleponan ama kakak’..katanya sambil meraih tanganku lagi.

‘Mita.. aku gak mau ngerusak semuanya dengan perbuatan bodohmu’, jawabku marah namun sebenernya menahan gejolak. Mita terdiam dan melepas tanganku. Itulah 30 menit pembicaraan kami di perjalanan menuju ke rumah.

BACA JUGA : IBU DOSEN TIDAK TAHAN MELIHAT KEJANTANANKU

Sampai di rumah Heni menyambutku dengan ciuman sambil bilang mo ke RS karna andi anak ke tiga ku panas udah lebih dari 2 hari. Aku segera ke kamar melihat keadaannya, sementara Mita dan Heni menuju ke kamar di lantai 2 yang telah disiapkan.

‘Maa, cepetan yah’ aku beri isyarat agar Heni segera bersiap.

‘Mita, mandi terus istirahat dulu yaa, ntar ngobrolnya deh’ kata Heni ama Mita..OK boss sahut Mita.

Singkatnya Adit harus segera dirawat di RS saat itu juga.

‘Adit maunya ditemenin ama mama aja yaa? pinta anakku lirih..

‘Iya sayang, mama akan temenin anak tersayang mama deh’ Heni menghibur.

‘Janji ya maa..’

Setelah Adit tidur aku rundingan ama Heni, keputusannya adalah aku akan nungguin Adit malem dan langsung berangkat kerja dari RS.

‘Paa, sekarang jemput Mita ya.. ajak dia kesini, sekalian bawain aku beberapa pakaian, aku pengen ngobrol disini’.

‘Oke sayang’, jawabku setelah merasa semua beres.

Sesampainya di rumah, aku siapkan beberapa pakaian yang pantas, termasuk pakaian dalemSari. Aku naik ke lantai 2 (kamar Mita) mo ambil tas, kuketuk pintu dan memanggilnya.. Tapi gak ada sahutan, aku berasa gak enak dan telepon istriku

‘Kalo gak dikunci masuk aja deh paa, soalnya semua tas ada disana’

‘Tungguin si Bengal itu bangun, biarin dulu dia istirahat ntar kalo bangunin sekitar jam 12-an.

Aku manusia biasa, seorang lelaki mana yang tidak tergoda dengan keadaan ini ; gadis cantik tertidur pulas, tanpa selimut. Sangat menggairahkan dengan rambut setengah basah tidur terlentang hanya dengan CD kecil terikat di pinggul dan sepasang bukit indah bebas tanpa penutup, ada kesempatan lagi. Aku terpaku untuk sesaat.. bathinku sedang berperang.. dan.. akhirnya aku menyerah.

Kuhampiri Mita (yang sedang tertidur??), aku ambil selimut yang terjatuh di lantai dan menutupi tubuh indah itu, tapi Mita sepertinya gak mau di selimuti. Gerakan tangannya menolak diselimuti. Aku kembali terdiam.., kuberanikan diri menyentuh tangannya,.. gemetar aku rasakan saat itu,..

Mita masih terlelap bahkan mengeluarkan suara mendengkur. Nafsu sudah menguasai bathinku juga ragaku, penisku sangat2 tegang.. Mita lebih cantik, lebih putih lebih tinggi dari Heni.. dengan jari tengahku, kutelusuri tangannya hingga ketiak..Mita menggeliat dan menyamping seakan memberiku ruang untuk duduk di sebelahnya.

Benar-benar kesempatan telah berpihak padaku,.. kuulangi sentuhan jariku, aku belai rambutnya yang lembab dan berombak, aku cium keningnya, aku belai wajahnya sambil memanggilnya pelahan,.. “Mita.., bangun sayang..mbakmu suruh kamu ke RS..”, (dengar atau gak aku gak peduli) kuulangi kata-kata itu sambil terus membelai.., Mita malah melingkarkan tangannya kepinggangku.

Tanpa kusadari tanganku telah membelai kedua bukitnya, mempermainkan putingnya, sambil mengecup perlahan bibirnya. Mita membuka matanya dan mendesah perlahan .. kakk, aku sayang kakak, aku ingin kakak sayang aku lebih dari seorang adik .. sebulan lebih aku meninggalkannya .. aku benci dia..

ternyata dia telah berkeluarga, dan sampai saat ini belum kutemukan figur yang aku cari, kak.. sayangi Mita.. tangannya menuntun tanganku kedaerah yang paling intimnya yang telah lembab, ketika jariku sedikit menekannya.. Ditariknya tubuhku sehingga menindih tubuhnya..

Sepertinya Mita in the mood. Dalam keadaan masih berpakaian, aku peluk Mita dan menindihnya, kami bergerak seirama seakan sedang bersenggama.. Tiba-tiba telepon berteriak nyaring, seakan menyadarkan agar tidak berbuat lebih lanjut.

‘Pahh, udah bangun si Bengal tuh,.. Siram air aja kalo gak bisa, cepetan nih udah jam berapa sekarang? gerah nih, jangan lupa dasterku’.

OK, jawabku dengan nafas masih memburu menahan nafsu. Permainan kami terhenti dengan un happy ending..

14 maret, Di tempat kerja setelah mendapat ucapan selamat dan ciuman pipi dari rekan2 atas ulang tahunku, aku masih nggak abis pikir.. why it happen?? jahat amat aku,.. disaat usia bertambah tua, anak sedang sakit.. aku malah mengumbar nafsu.. IPARKU lagi.. Udahlah I wont do that again, biar Mita yang nunggu Adit .. pikirku.

Jam 14.30 sepulang kerja, aku mampir ke Pizza Hut beliin makanan kesukaan Adit sebelum ke RS. Saat dikamar Mita menyambutku dengan ciuman mesra di bibir.. met ulang tahun sayang.., Gila nih anak pikirku.. ‘Heni’, aku memanggil istriku..

Heni keluar kamar mandi, langsung memelukku, ‘Met ulang tahun pah.. hadiahnya ntar aja nunggu Adit sembuh, katanya main mata nakal. Sekitar jam 19.30 aku mo balik, pulang ganti baju. ‘Pah, ntar aja pulangnya, jam 21 an aja soalnya Adit gak mau kalo gak ditungguin mama, papa dirumah aja deh..’ biar mama yang tungguin Adit. Situs Poker Terbaik

‘Yah..gimana nih, ntar kamu ditemenin Mita ya, papa mo pulang urusin si rio ama intan’. ‘Tadi Mita bilang tadi mo ktemuan ama temennya, mungkin dia mo keluar malem ini, pulang bareng ama papah aja ya, ntar kasi kunci cadangan rumah di laci lemari ya’ jawab Heni.

Gawat..tapi ada rasa senang juga terbersit di pikiranku. Malaikat bathinku menyayangkan kenapa Heni begitu percaya pada hubungan kami, sedang syaitan di jiwa-ragaku bersorak kegirangan sampai penisku berkedut.

Singkatnya kami tinggalkan Heni yang menjaga Adit. di perjalanan Mita bilang ingin memberiku sesuatu untuk melampiaskan apa yang terpendam di sanubarinya dan membohongi kakaknya sendiri. Seperti biasa Rio dan intan udah berada di kamarnya jam 21.

(Heni sangat disiplin dalam mendidik anak). Aku periksa tas mereka nge-cek PR. Setelah mencium pipi mereka, aku turun dan mandi, (Mita udah ke kamarnya). Jam 23 after I call Heni 2 say good night, terdengar ketukan pintu, saat kubuka Mita menerobos masuk dengan pakaian tidur cream.

‘Kak, .. Mita mau tidur ama kakak, pengen dipelukin dan dimanjain..

Saat itu yang pertama bereaksi adalah si Ucok di dalam sarung dan berteriak mengacung.. MERDEKA.. Dapat dibayangkan 2 orang berlainan jenis dalam 1 kamar yang dingin.. Mita memelukku.. aku balas memeluknya erat. Sangat lama kami berpelukan.. Dalam posisi berdiri, kami berpelukan seakan berdansa.. setelah puas, aku gendong Mita ke pembaringan.., kurebahkan dia, kutanggalkan pakaian tidurnya, Mita hanya menggunakan G string.,..

Mita pasrah, menikmati, badannya yang polos.. Mita memandangku saat aku buka sarung, satu2nya penutup bagian tubuhku.. Kurebahkan diriku disamping tubuhnya, aku cium dan rasakan tiap jengkal tubuhnya, bukitnya yang putih begitu indah mencuat, kontras dengan tanganku yang hitam.. Kak.. Aku sering mimpikan ini.. kak.. puaskan aku.., sayangi aku..

Kuremas bukit indahnya sambil menciumi putingnya,.. Mita menggelinjang hebat.. tangannya meraih penisku.. Dikocoknya perlahan.., kumasukkan tanganku, ke dalam CD G string hitam Mita, Mita mengangkat pinggulnya membantuku melepas satu2nya penutup tubuhnya. Lembab dan basah vagina Mita oleh lendir hasrat, kutekan ujung jariku sedikit masuk, otomatis pinggulnya mengangkat dan berusaha agar jariku masuk lebih dalam.. beberapa lama aktifitas itu aku lakukan. Mita pengen hisap punya kakak.. pintanya.

Aku segera berdiri dengan penis masih teracung tegak, Mita bangkit mengulumnya.. woww hisapannya ruarr biasa, penisku seakan berada dalam genjotan vaginanya.., segera aku atur posisi 69 untuk menikmati lendir gairah yang udah disediakan, setelah beberapa menit Mita menggelinjang sambil berteriak, ‘kak.. Mita pengen keluar, Kak .. genjotan-nya tambah liar. Kuhentikan jilatanku dan kuposisikan penisku penetrasi ke vaginanya yang benar-benar basah.

Clepp, mudah sekali penisku menerobos masuk, aku berusaha mempertahankan very slow..kurasakan benar dinding-dinding vagina Mita, saat kutemukan g spotnya, (sedikit dibawah permukaan dalam di bawah clitnya) kuarahkan agar tetap menyentuh area itu..

Mita benar2 tak dapat menguasai diri akibat genjotan yang kulakukan, dijepitnya pinggangku dengan kaki dan ditahannya pada posisi yang dikekehendaki.. Kakk.. kurasakan denyutan dahsyat otot vagina Mita, sangat kencang, lebih kencang dari denyutan Heni.., God.. i’m cumming.. teriaknya.

Saat kedutannya mengendor, kupercepat gerakanku, aku ingin menuntaskan genjotan ini.. beberapa genjotan sampai terasa telah hamper sampai, aku tarik penisku dan tumpahkan semua di luar.. Mita agak kecewa.. namun aku tak segila itu untuk mempunyai seorang anak lagi.

Begitulah pengalamanku dengan adik iparku, Setelah Adit pulang, aku selalu berusaha mencari kesempatan untuk bersenggama dengannya dan menikmati genjotan-nya, Mita sempat tinggal selama 6 bulan sebelum ada panggilan kerja di Singapura.

Ibu Dosen Tidak Tahan Melihat Kejantananku

Ibu Dosen Tidak Tahan Melihat Kejantananku

Cerita Birahi Dewasa, Ibu Dosen Tidak Tahan Melihat Kejantananku - Sebut saja namaku Wawan, Aku adalah mahasiswa tingkat akhir di sebuah universitas di Surabaya, Di kampus aku mempunyai seorang dosen yang cantik dan lembut. Namanya Bu Raisa. Berkenaan dengan Bu Raisa, ada sesuatu yang membuat kehidupanku lebih indah dan menyenangkan selama hampir tiga bulan ini.

Bermula pada suatu siang ketika aku melakukan bimbingan suatu tugas akhir Di jurusanku sebelum masuk ke skripsi, seorang mahasiswa harus mengambil tugas akhir mengerjakan sebuah desain Bu Raisa adalah pembimbingku untuk tugas tersebut.

Bimbingan berlangsung singkat saja, karena Bu Raisa ada tugas lain di luar kampus saat itu Ketika selesai, Bu Raisa bilang padaku agar datang ke rumahnya saja pada malam harinya untuk melanjutkan bimbingan Malamnya aku datang.

Rumahnya ada di sebuah kompleks perumahan yang sepi dan tenang Bu Raisa sudah bercerai dari suaminya Ia berumur sekitar 27 tahun, dengan seorang anak yang masih bersekolah TK Meskipun sudah berumur 27 tahun, namun Bu Raisa masih kelihatan seperti baru lepas ABG saja Kulitnya putih, bersih dan segar

Bodinya langsing, meskipun tidak terlalu tinggi Pada kaki dan tangannya ditumbuhi bulu-bulu halus, tapi cukup lebat, yang kontras dengan kulitnya yang putih itu Saat itu merupakan liburan TK-SD dan anaknya sedang berlibur di rumah sepupunya yang seumur dengan dia

Aku dan Bu Raisa sebenarnya memang sudah cukup akrab Dia pernah menjadi dosen waliku dan beberapa kali aku pernah datang ke rumahnya, sehingga aku tidak canggung lagi Apalagi dalam banyak hal selera kami sama, misalnya soal selera musik Setelah bimbingan selesai, kami hanya mengobrol ringan saja Kemudian Bu Raisa minta tolong padaku

“Wan, slot lemari pakaian di kamarku rusak, bisa minta tolong diperbaiki?”, begitu katanya malam itu

Kemudian aku dibawa naik ke lantai dua, ke kamarnya Kamarnya wangi Penataan interiornya juga indah Kurasa wajar saja, sejak semula aku tahu ia punya selera yang bagus Itu pula yang membuat kami akrab, kami juga sering memperbincangkan soal-soal seperti itu, selain soal-soal yang berkaitan dengan kampus Aku tersenyum ketika melihat sebagian isi lemari pakaiannya

Lingerie-nya didominasi warna hitam Aku juga menyukai warna seperti itu Warna seperti itu sering pula kusarankan pada Daren cewekku untuk dipakainya, karena dengan pakaian dalam seperti itu membuatku lebih bergairah Bu Raisa hanya tersenyum melihatku “terkesan” menyaksikan tumpukan lingerie-nya

Dengan serius kuperbaiki slot pintu lemarinya yang rusak Ia keluar meninggalkanku sendirian di kamarnya Sesaat kemudian pekerjaanku selesai Saat itu Bu Raisa masuk Tiba-tiba tanpa kusangka, ia melap peluh di dahiku dengan lembut. AC di kamarnya memang dimatikan, sehingga udara gerah

“Panas Wan? Biar AC-nya kuhidpkan”, begitu katanya sambil menghidupkan AC

Saat kekagetanku belum hilang, ia kembali melap keringat di dahiku Dan kali ini bahkan dengan lembut ia mendekatkan wajahnya ke wajahku Segera aku menyambar aroma wangi dari tubuhnya hingga membuat jantungku berdetak tidak seperti biasanya

Bahkan kemudian ia melanjutkan membuat detak jantungku semakin kencang dengan mendekatkan bibirnya ke bibirku Sesaat kemudian kusadari bibirnya dengan lembut telah melumat bibirku Kedua tangannya dilingkarkan ke leherku dan semakin dalam pula aroma wangi tubuhnya terhirup napasku, yang bersama tindakannya melumat bibirku, kemudian mengalir dalam urat darahku sebagai sebuah sensasi yang indah

Ia terus melumat bibirku Lalu tangannya pelan-pelan membuka satu persatu kancing kemejaku Saat itu aku mulai mampu menguasai diriku Maka dengan pelan-pelan pula kubuka kancing blusnya Setelah kemejaku lepas, ia menarik resliting jeansku Begitu pula yang kulakukan dnegan roknya, kutarik resliting yang mengunci rokya Kemudian ia melepaskan bibirnya dari bibirku dan membuka matanya

Saat itu aku terbelalak melihat keindahan yang ada di depan mata Payudaranya sedang-sedang saja, tapi indah dan terlihat kencang dibungkus bra hitam bepotongan pendek berenda yang membuat barang indah itu tampak semakin indah

Payudaranya seolah “hanging wall” yang mengundang seorang climber untuk menaklukkannya dengan hasrat yang paling liar Dan menengok ke bawah, aku semakin dibuat terkesan serta jantungku juga semakin berdetak kencang

Di balik celana dalam dengan potongan yang pendek yang juga berwarna hitam berenda yang indah, tersembul bukit venus yang menggairahkan Di tepi renda celana itu, tampak rambut yang menyembul indah melengkapi keindahan yang sudah ada

Kulihat Bu Raisa juga tersenyum menatap lonjoran tegang di balik celana dalamku Tangannya yang lembut mengelus pelan lonjoran itu Sensasi yang menjelajahi aliran darahku kemudian menggerakkan tanganku mengelus bukit venusnya Ia tampak memejam sesaat dengan erangan yang pelan ketika tanganku menyentuh daging kecil di tengah bukit venus itu

Ia kemudian melanjutkan tindakannya melumat bibirku dengan lembut Bibirnya yang lembut serta napasnya yang wangi kembali membuatku dialiri sensasi yang memabukkan Ia rupanya memang sabar dan tidak terburu-buru dengan libido nya untuk segera menuju ke puncak kenikmatan

Bibirnya kemudian ia lepaskan dari bibirku dan ia menyelusuri leherku dengan bibirnya Napasnya membelai kulit leherku sehingga terasa geli namun nikmat Kadang-kadang ia mengginggit leherku namun rupanya ia tidak ingin meninggalkan bekas Ia tahu bahwa aku punya pacar, karena belum lama, Daren kuperkenalkan padanya saat kami bertemu di sebuah toko buku

Ia kemudian turun ke dadaku dan mempermainkan puting susuku dengan mulutnya, yang membuat aliran darahku dialiri perasaan geli tapi nikmat Semakin ke bawah ia diam sesaat menatap batang yang tersembunyi di balik celana dalamku, yang waktu itu juga berwarna hitam

Sesaat ia mempermainkannya dari luar Ia kemudian dengan lembut menarik celana dalamku Ia tersenyum ketika menyaksikan penisku yang tegak dan kencang, seperti mercu suar yang siap memandu pelayaran gairah libido kewanitaannya

Dengan lembut ia kemudian mengulum penisku Maka aliran hangat yang bermula dari permukaan syaraf penisku pelan-pelan menyusuri aliran darah menuju ke otakku Aku serasa diterbangkan ke awan pada ketinggian tak terukur Bu Raisa terus mempermainkan lonjoran daging kenyal penisku itu dengan kelembutan yang menerbangkanku ke awang-awang

Caranya mempermainkan barang kejantananku itu sangat berbeda dengan Darencewekku Daren melakukannya dengan ganas dan panas, sedangkan Bu Raisa sangat lembut seolah tak ingin melewatkan seluruh bagian syaraf yang ada di situ Cukup lama Bu Raisa melakukan itu

Ketika perjalananku ke awang-awang kurasakan cukup, kutarik penisku dari dekapan mulut lembutnya Giliran aku yang ingin membuat dia terbang ke awang awang Maka kubuka bra yang menutupi payudara indahnya Semakin terperangahlah aku dengan keindahan yang ada di depan mataku

Di depanku bediri dengan tegak bukit kembar yang indah sekaligus menggairahkan Di sekitar puncak bukit itu, di sekitar putingnya yang merah kecoklatan, tumbuh bulu-bulu halus Menambah keindahan buah dadnya Tapi aku tidak memulainya dari situ Aku hanya mengelus putingnya sebentar Itupun aku sudah menangkap desah halus yang keluar dari bibir indahnya

Kumulai dari lehernya Kulit lehernya yang halus licin seperti porselen dan wangi kususuri dengan bibirku yang hangat Ia mendesah terpatah-patah Apalagi ketika tanganku tak kubiarkan menganggur Jari-jariku memijit lembut bukit kenyal di dadanya dan kadang-kadang kupelintir pelan puting merah kecoklat-coklatan yang tumbuh matang di ujung buah dadanya itu

Kurasakan semakin lama puting itu pun semakin keras dan kencang Setelah puas menyusuri lehernya, aku turun ke dadanya Dan segera kulahap puting yang menonjol merah coklat itu Ia menjerit pelan Tapi tak kubiarkan jeritannya berhenti

Kusedot puting itu dengan lembut Ya, dengan libido yg lembut karena aku yakin gaya seperti itulah yang diinginkan orang seperti Bu Raisa Mulutku seperti lebah yang menghisap kemudian terbang berpindah ke buah dada satunya Tapi tak kubirakan buah dada yang tidak kunikmati dengan mulutku, tak tergarap Maka tangankulah yang melakukannya Kulakukan itu berganti-ganti dari buah dada satu ke buah dadanya yang lain

Setelah puas aku turun bukit dan kususuri setiap jengkal kulit wanginya Dan saat aku semakin turun kucium aroma yang khas dari barang pribadi seorang perempuan Aroma dari vaginanya Semakin besarlah gairah libido yang mengalir ke otakku Tapi aku tidak ingin langsung menuju ke sasaran

Cara Bu Raisa membuatku melayang rupanya mempengaruhiku untuk tenang, sabar dan pelan-pelan juga membawanya naik ke awang-awang Maka dari luar celana dalamnya, kunikmati lekuk bukit dan danau yang ada di situ dengan lidah, bibir dan kadang-kadang jari-jemariku Kusedot dengan nikmat bau khas libido yang keluar dari sumur yang ada di situ

Setelah cukup puas, baru kutarik celana dalamnya pelan-pelan Aku tersentak menyaksikan apa yang kulihat Bukit venus yang indah itu ditumbuhi rambut yang lebat Tapi terkesan bahwa yang ada di situ terawat Meski lebat, rambut yang tumbuh di situ tidak acak-acakan tapi merunduk indah mengikuti kontur bukit venus itu Walaupun aku pernah membayangkan apa yang tumbuh di situ, tapi aku tidak mengira seindah itu

BACA JUGA : TANTE LINDA YANG MONTOK DAN MENGGAIRAHKAN

Ya, aku dan teman-temanku sering bergurau begini saat melihat Bu Raisa jika rambut di tempat yang terbuka saja subur, apalagi rambut di tempat yang tersembunyi Dan ternyata aku bisa membuktikan gurauan itu Ternyata rambut di tempat itu memang luar biasa

Bahkan aku yang semula berpikir rambut yang menghiasai vagina Daren luar biasa karena subur dan indah, kemudian menerima kenyataan bahwa ada yang lebih indah, yaitu milik Bu Raisa ini Dari samping keadaan itu seperti taman gantung yang terawat saja.

Segera berkelebat pikiran dalam otakku, betapa menyenangkannya tersesat di hutan teduh dan indah itu Maka aku segera menenggelamkan diri di tempat itu, di hutan itu Lidahku segera menyusuri taman indah itu dan kemudian melanjutkannya pada sumur di bawahnya Maka Bu Raisa menjerit kecil ketika lidahku menancap di lubang sumur itu

Di lubang vaginanya Bau khas vagina yang keluar dari lubang itu semakin melambungkan gairah libido ku Dan jeritan kecil itu kemudian di susul jeritan dan erangan patah-patah yang terus menerus serta gerakan-gerakan serupa cacing kepanasan Dan kurasa ia memang kepanasan oleh gairah libido yang membakarnya

Aku menikmati jeritan libido itu sebagai sensasi lain yang membuatku semakin bergairah pula menguras kenikmatan di lubang sumur vaginanya Lendir hangat khas yang keluar dari dinding vaginanya terasa hangat pula di lidahku Kadang-kadang kutancapkan pula lidahku di tonjolan kecil di atas lubang vaginanya Di klitorisnya Maka semakin santerlah erangan-erangan libido Bu Raisa yang mengikuti gerakan-gerakan menggelinjang Demikian kulakukan hal itu sekian lama

Kemudian pada suatu saat ia berusaha membebaskan vaginanya dari sergapan mulutku Ia menarik sebuah bangku rias kecil yang tadi menjadi ganjal kakinya untuk mengangkang Aku dimintanya duduk di bangku itu Begitu aku duduk, ia kembali memagut penisku dengan mulutnya secara lembut Tapi itu tidak lama, karena ia kemudian memegang penisku yang sudah tidak sabar mencari pasangannya itu

Bu Raisa membimbing daging kenyal yang melonjor tegang dan keras itu masuk ke dalam vaginanya dan ia duduk di atas pangkuanku Maka begitu penisku amblas ke dalam vaginanya, terdengar jeritan kecil yang menandai kenikmatan yang ia dapatkan

Aku juga merasakan kehangatan mengalir mulai ujung penisku dan mengalir ke setiap aliran darah Ia memegangi pundakku dan menggerakkan pinggulnya yang indah dengan gerakan serupa spiral Naik turun dan memutar dengan pelan tapi bertenaga

Suara gesekan pemukaan penisku dengan selaput lendir vaginanya menimbulkan suara kerenyit-kerenyit yang indah sehingga menimbukan sensasi tambahan ke otakku Demikian juga dengan gesekan rambut kemaluannya yang lebat dengan rambut kemaluanku yang juga lebat

Suara-suara erangan dan desahan napasnya yang terpatah-patah, suara gesekan penis dan selaput lendir vaginanya serta suara gesekan rambut kemaluan kami berbaur dengan suara lagu mistis Sarah Brightman dari CD yang diputarnya

Barangkali ia memang sengaja ingin mengiringi permainan cinta kami dengan lagu-lagu seperti itu Ia tahu aku menyukai musik demikian Dan memang terasa luar biasa indah, pada suasana seperti itu Apalagi lampu di kamar itu juga remang-remang setelah Bu Raisa tadi mematikan lampu yang terang

Dengan suasana seperti itu, rasanya aku tidak ingin membiarkan setiap hal yang menimbulkan kenikmatan menjadi sia-sia Maka aku tidak membiarkan payudaranya yang ikut bergerak sesuai dengan gerakan tubuhnya menggodaku begitu saja Kulahap buah dadanya itu Semakin lengkaplah jeritannya

Matanya yang terpejam kadang-kadang terbuka dan tampak sorot mata yang aku hapal seperti sorot yang keluar dari mata Daren saat bercinta denganku Sorot matanya seperti itu Sorot mata nikmat yang membungkus perasaan libido nya. Sekian lama kemudian ia menjerit panjang sambil meracau

“Ah Aku Aku orgasme, Wan”

Sesaat ia terdiam sambil menengadahkan wajahnya ke atas, tapi matanya masih terpejam Kemudian ia melanjutkan gerakannya Barangkali ia ingin mengulanginya dan aku tidak keberatan karena aku sama sekali belum merasakan akan sampai ke puncak kenikmatan itu

Sebisa mungkin aku juga menggoyangkan pinggulku agar dia merasakan kenikmatan yang maksimal Jika tanganku tidak aktif di buah dadanya, kususupkan di selangkangannya dan mencari daging kecil di atas lubang vaginanya, yang dipenuhi oleh penisku

Meskipun Bu Raisa seorang janda dan sudah punya anak, aku merasa lubang vaginanya, seperti seorang ABG saja Tetap rapat dan singset Otot vaginanya seakan mencengkeram dengan kuat otot penisku Maka gerakan pinggulnya untuk menaik turunkan bukit venus vaginanya menimbulkan kenikmatan libido yang luar biasa Dan sejauh ini aku tidak merasakan tanda-tanda lahar panasku akan meledak

Bu Raisa memang luar biasa, ia seperti tahu menjaga tempo permainannya agar aku bisa mengikuti caranya bermain Ia seperti tahu menjaga tempo agar aku tidak cepat-cepat meledak Memang sama sekali tidak ada gerakan liar

Yang dilakukannya adalah gerakan-gerakan lembut, tapi justru menimbulkan kenikmatan yang luar biasa, terutama karena aku jarang bercinta dengan perempuan lembut seperti itu Sekian lama kemudian aku mendengar lagi ia meracau

“Ah Ah Ini yang kedua Wan aku orgasme Uhh!” Di susul jeritan panjang melepas kenikmatan itu

Tapi kemudian ia memintaku mengangkatnya ke ranjang, tanpa melepaskan penisku yang masih menancap di lubang vaginanya Ia memintaku menidurkannya di ranjang tapi tak ingin melepaskan vaginanya dari penisku, yang sejauh ini seperti mendekap sangat erat Kulakukan pemintaannya itu Maka begitu ia telentang di ranjang, aku masih ada di atasnya Penisku pun masih masuk penuh di dalam vaginanya

Kami melanjutkan permainan cinta yang lembut tapi panas dengan libido itu. Kini aku berada di atas, maka aku lebih bebas bermanuver Maka dengan gerakan seperti yang sering kulakukan jika aku berhubungan seks dengan Daren, cepat dan bertenaga, kulakukan juga hal itu pada Bu Raisa Tapi sesaat kemudian ia berbisik dengan mata yang masih terpejam

“Pelan-pelan saja, Wan Aku masih ingin orgasme”

Aku tersadar apa yang telah kulakukan Maka kini gerakanku pelan dan lembut seperti permintaan Bu Raisa Kini erangan dan desahan patah-patahnya kembali terdengar Ia menarik punggungku agar aku lebih dekat ke badannya Aku maklum Tentu ia ingin mendapatkan kenikmatan yang maksimal dari gesekan-gesekan bagian tubuh kami yang lain

Dan Bu Raisa memang benar, begitu dadaku bergesekan dengan buah dadanya, semakin besarlah sensasi kenikmatan yang kudapat Kurasa demikian juga dengannya, karena jeritannya berubah semakin santer Apalagi saat aku juga melumat bibir merahnya yang menganga, seperti bibir vaginanya sebelum aku menusukkan penisku di situ

Meskipun jeritannya agak bekurang karena kini mulutnya sibuk saling melumat bersama mulutku, tapi aku semakin sering mendengar ia mengerang dan terengah-engah kenikmatan Hingga beberapa saat kemudian aku mendengar ia meracau seperti sebelumnya

“Aku Ah Aku Uh Yang ketiga Aku orgasme, Wan Ahh”

Setelah jeritan panjang itu, matanya terbuka Tampak sorot matanya puas dan gembira Kemudian ia berbisik terengah-engah

“Aku Aku Sudah cukup, Wan Saatnya untuk kamu”

Aku tahu yang dia maksudkan, maka kemudian pelan-pelan semakin kugenjot gerakanku dengan libido dan semakin bertenaga pula Ia kini membiarkanku melakukan itu Kurasa Bu Raisa memang sudah puas mendapatkan orgasme sampai tiga kali Sekian lama kemudian kurasakan lahar panasku ingin meledak

Penisku berdenyut-denyut enak, menandai bahwa sebentar lagi akan ada ledakan dahsyat libido yang akan melambungkanku ke awang-awang Maka aku berusaha menarik penisku dari lubang vaginanya yang nikmat itu Tapi Bu Raisa menahan penisku dengan tangan lembutnya

“Biarkan. Biarkan Saja di vaginaku, Wan Aku ingin merasakan sensasi cairan hangat itu Di vaginaku Uhh Uhh”

Maka ketika lahar panas dari penisku benar-benar meledak, kubiarkan ia mengendap di sumur vagina milik Bu Raisa, dengan diiringi teriakan nikmat libido ku. Setelah itu, Bu Raisa memintaku untuk tetap berada di atas tubuhnya barang sesaat

Dengan lembut ia menciumi bibirku dan tangannya mengusap-usap puting susuku Aku juga melakukan hal yang sama dengan mengusap-usap buah dadanya yang saat itu basah karena keringat Dan memang sensasi libido yang kurasakan luar biasa

Cooling down yang diinginkan Bu Raisa itu membuatku merasa seakan-akan aku sudah sangat dekat dengan Bu Raisa Aku merasa ia seperti kekasihku yang sudah sering dan sangat lama bermain cinta bersama Aku merasa sangat dekat Maka begitu aku merasa sudah cukup, aku menarik penisku yang sebenarnya masih sedikit tegang dari lubang vaginanya

Tampak air muka Bu Raisa sedikit kacau Wajahnya berkeringat dan anak rambutnya satu dua menempel di dahinya Kami kemudian pergi ke kamar mandi pribadinya di kamar itu Kamar mandinya juga wangi Sambil bergurau, aku menggodanya

“Ibu Justru kelihatan cantik setelah bercinta” Ia hanya tertawa mendengar gurauanku
“Memang setelah bercinta denganmu tadi, seluruh pori-poriku seperti terbuka Aku sedikit capai tapi merasa segar”, jawabnya dengan berbinar-binar. Situs Poker Terbaik

Ia tampaknya memang puas dengan permainan cinta kami Di bawah shower, kami membersihkan diri dengan mandi bersama-sama Kadang-kadang kami saling membersihkan satu sama lain Ia membersihkan penisku dengan sabun dan aku membersihkan sekitar vaginanya juga Ia tertawa geli saat aku dengan halus mengusap-usap vaginanya dan rambut kemaluannya yang lebat itu

Setelah itu, kami duduk-duduk saja di sofa di depan TV Kami menonton TV, sambil mengobrol dan menikmati kopi panas yang ia buat Tapi ia masih membiarkan pemutar CD-nya hidup Kali ini suara Deep Forest yang juga mistis mengisi suasana ruangan itu

“Kamu tadi luar biasa, Wan ” katanya memujiku
“Meskipun masih muda, kamu bisa bercinta dengan sabar Aku sampai mendapat orgasme tiga kali” Ia tersenyum Matanya berbinar-binar
“Ah, itu juga karena Ibu. Gerakan Ibu yang sabar dan lembut membuat saya juga terpengaruh ”

Kami mengobrol sampai malam

Ia kemudian berkata, “Menginap di sini saja, Wan Ini sudah malam Besok pagi-pagi sekali kamu bisa pulang ” Setelah berpikir sejenak aku mengiyakan sarannya

“Kalau begitu masukkan saja motormu di garasi” katanya sambil memberikan kunci garasi

Maka aku turun untuk memasukkan motor ku ke garasi seperti yang di sarankan Bu Raisa Ketika aku naik kembali ke atas, ia sudah berganti pakaian dengan gaun tidur terusan yang tipis dan halus, sehingga potongan tubuhnya tampak

“Kopinya tambah lagi, Wan?” tanyanya

Aku mengiyakan saja Saat ia meraih cangkir kopi di meja, aku menangkap pemandangan indah di balik pakaiannya yang tali pinggangnya tidak diikat dengan ketat Ia tidak memakai bra-nya, sehingga buah dadanya yang tadi kunikmati, tampak dengan jelas

Mulus dan indah Pemandangan itu membuat aliran darahku berdesir kembali Apalagi saat aku mencium aroma parfum dari tubuhnya, lembut dan menggairahkan Beda dengan aroma yang dia pakai sebelum kami berhubungan seks tadi

Sesaat kemudian ia telah kembali sambil membawa dua cangkir kopi Tali pinggang pakaiannya yang semakin longgar membuat pemandangan indah di baliknya semakin tampak Apalagi saat ia duduk, pakaiannya yang tersingkap menampakkan paha putih mulusnya, yang ditumbuhi bulu-bulu halus Serta sedikit bukit venus yang di pinggir celana dalamnya tersembul rambut yang menggairahkan Kami kembali mengobrol

Ia kemudian menatapku lama, sambil bertanya,

“Kau tidak capek, Wan?”
“Tidak”, jawabku

Sekali lagi ia menatapku lama lalu tangannya merangkul leherku dan sesaat kemudian ia telah melumat bibirku kembali dengan lembut Kali ini tanganku segera meraba buah dada di balik pakaiannya yang longgar yang sejak tadi sudah menggodaku Ia masih melumat bibirku saat tangannya pelan-pelan membuka kancing kemejaku dan kemudian melanjutkannya dengan menarik resliting celanaku

Begitu aku tinggal mengenakan celana dalam, ia juga melepas gaun tidurnya Tinggallah kami berdua hanya memakai celana dalam Kemudian aku menyambar buah dadanya Maka semakin lama, seiring dengan jeritan kecilnya yang terpatah-patah, buah dadanya semakin kenyal dan mengeras Ia menarik payudaranya dari mulutku Kemudian tangannya menarik celana dalamku Sejenak kemudian ia telah mengulum penisku yang sejak tadi juga sudah tegang dan keras Tapi yang dilakukannya tidak lama

Ia memintaku untuk tidur telentang di sofa Lalu ia melepas celana dalamnya dan telungkup di atasku Ia membelakangiku Vaginanya yang sudah mulai basah berlendir dan kelihatan merah didekatkannya di atas mulutku Sedangkan ia segera menangkap penisku yang berdiri tegak dan mengulumnya

Maka kami bedua saling mengulum, saling menjilati dan saling menyedot Kadang-kadang ia berhenti melakukan aksinya Barangkali karena ia lebih dikuasai oleh perasaan nikmat karena lubang vaginanya yang merah segar serta klitorisnya kupermainkan dengan mulut dan lidahku Ia mendesah mengerang terpatah-patah

Setelah ia puas dan ingin segera memulai aksi puncak, ia menggeser pinggulnya menjauh dari mulutku, menuju penisku yang semakin lama kurasakan semakin keras Tangannya menangkap penisku dan membimbingnya memasuki vaginanya Dengan masih membelakangiku, ia menggoyang pinggulnya dengan lembut Tapi sesaat kemudian, ia berbalik menghadapku

Gerakannya saat ia berbalik menimbukan gesekan pada penisku yang luar biasa Membuat sensasi yang semakin nikmat Maka dengan menghadapku ia melanjutkan gerakan spiral pinggulnya tetap dengan halus Naik turun, maju mundur dan memutar Aku juga berusaha menggerakkan pinggulku agar menimbulkan sensasi yang lebih nikmat Maka semakin santerlah erangan dan desahan dari mulutnya yang terbuka, sambil matanya terpejam

Suara-suara itu beriringan dengan lagu Deep Forest dari CD yang terus mengalun mistis Tanganku yang semula memegangi pinggulnya di bawanya naik ke atas agar mempermainkan buah dadanya yang bergoyang-goyang mengikuti gerakan pinggulnya Maka kemudian tanganku mempermainkan buah dadanya itu Kuelus dan kupelintir kedua putingnya yang coklat kemerahan Sekian lama kemudian ia menjerit sambil meracau.

“Uhh Uhh Aku orgasme Aku orgasme, Wan Ah Ahh ”

Setelah ia menjerit panjang menandai orgasmenya, ia membuka mata Kemudian ia tidur menelungkup dengan beralaskan bantal sofa, dengan kedua kaki mengangkang terbuka, sehingga belahan vaginanya yang indah, merah dan basah berlendir tampak sangat menggairahkan Ia memintaku juga untuk menelungkup di atasnya

Dengan kedua tanganku yang memegangi kedua buah dadanya sekaligus sebagai penahan berat badanku, aku menelungkup di atasnya Dan kusodokkan dengan lembut penisku yang masih tegang dan keras ke lubang vaginanya dari arah belakang Kini aku yang harus lebih aktif, maka kugerakkan pinggulku maju mundur, naik turun

Bu Raisa masih terus mengerang dan mendesah terpatah-patah dengan mata yang terpejam Tanganku juga tetap aktif mempermainkan buah dada dan puting susunya Sedangkan mulutku kupakai untuk menelusuri lehernya yang jenjang dan halus Sekian lama kemudian terasa lahar panasku akan meledak

“Uhh Ahh sebentar lagi Sebentar lagi hampir !”, kataku terbata-bata
“Uhh Uhh Aku juga, Wan Jangan kau cabut penismu Kita sama-sama Ahh Ahh”

Sesaat kemudian kami sama-sama menjerit kecil, menandai puncak kenikmatan yang kami capai bersamaan Seperti sebelumnya, Bu Raisa memintaku tidak segera mencabut penisku Matanya masih terpejam, tapi wajahnya tersenyum Aku juga masih mempermainkan buah dadanya dengan lembut Ia dengan lembut berkata

“Aku bahagia sekali malam ini, Wan ”, yang kemudian kujawab dengan kalimat yang sama

Ia kemudian memintaku mencabut penisku dari lubang vaginanya Lalu ia telentang dan mencium bibirku dengan lembut Ia seterusnya meneguk kopi yang sudah mulai dingin Tampak bahwa ia kehausan setelah permainan seks yang indah itu

Dengan masih bertelanjang bulat, ia berjalan ke luar ruangan itu dan sesaat kemudian membawa sebuah lap dan semprotan air untuk membersihkan spermaku dan lendir vaginanya yang tumpah di atas sofa Aku membantunya membersihkan noda itu

Setelah itu, seperti seorang remaja yang sedang jatuh cinta, ia menuntunku menuju kamar mandi pribadinya untuk bersama-sama membersihkan diri Karena kecapaian dan memang sudah cukup malam, kami kemudian memutuskan untuk tidur Saat aku kebingungan karena aku memakai jeans dan kemeja yang tentu saja tidak nyaman, Bu Raisa menyarankanku untuk tidur dengan celana dalam saja

“Sudah, pakai celana dalam saja, biar suhu AC-nya kuminimalkan”, demikian katanya

Aku menyetujuinya Ia memintaku tidur di ranjangnya Kulihat Bu Raisa juga hanya memakai gaun tidur halus dan tipis saja serta celana dalam tanpa mengenakan bra

“Aku memang biasa begini, Wan Rasanya lebih nyaman dan bebas bernapas”, katanya

Di balik selimut, Bu Raisa memelukku dan menyandarkan wajahnya di dadaku Maka aku tersenyum saja saat buah dadanya yang hangat dan lembut, yang menyembul keluar dari gaun tidurnya yang tidak ditalikan dengan erat, sering terasa bergesekan dengan dadaku Demikian juga dengan Bu Raisa

Esoknya, pagi-pagi sekali HP-ku sudah berbunyi Daren menghubungiku Memang begitu kebiasaannya, yang membuatku sering jengkel Tapi jika kutegur, ia hanya akan tertawa-tawa saja Kangen katanya Begitu aku selesai bicara, Bu Raisa bertanya

“Siapa, Wan? Pacarmu, ya?”

Ia hanya tersenyum ketika aku mengiyakan pertanyaannya Kemudian ia bangkit dari ranjang Tali gaun tidurnya yang terlepas memperlihatkan payudaranya yang mulus putih, serta bukit venusnya yang menonjol indah mengundang gairah Ia membenahinya dengan tenang, sambil tersenyum melihatku terpana melihat pemandangan itu

Kemudian ia ke kamar mandi Segera terdengar suara yang mendesis, mengalahkan suara kran yang mengalir lambat Bu Raisa sedang pipis rupanya Mendengar suara seperti itu timbul gairahku Sesaat kemudian ia keluar dari kamar mandi Kemudian ia berbisik kepadaku

“Kau tidak ingin mengulang kenikmatan libido semalam, Wan?” Aku tersenyum memahami yang ia maksudkan
“Sebentar, Bu ”, jawabku sambil menuju ke kamar mandi, karena ingin kencing

Setelah itu kami mengulangi percintaan kami semalam Badanku yang segar karena tidur yang nyenyak semalam, membuatku bersemangat melayani gairah libido Bu Raisa yang juga tampak segar Aku merasakan vaginanya lebih hangat dan justru beraroma lebih menggairahkan pada pagi setelah bangun tidur seperti itu Dan bau badannya juga lebih natural

Kami bercinta sampai Bu Raisa mendapat orgasme tiga kali Jadi selama bercinta denganku, Bu Raisa menikmati orgasme sebanyak delapan kali Maka siangnya, ketika aku bertemu dengannya di kampus ia tampak sangat gembira Wajahnya berbinar dan kelihatan sangat bergairah menjalani aktivitasnya hari itu

Begitulah, kini hampir setiap akhir pekan aku selalu mendapat SMS dari Bu Raisa yang bunyinya begini: “Kau tidak sibuk malam nanti kan, Wan? Bisa datang ke rumah?” Maka setiap mendapat SMS seperti itu segera selalu terbayang sesuatu yang menyenangkan yang akan kami lakukan bersama

Setiap akhir pekan anaknya selalu bermalam di rumah sepupunya di luar kota sehingga Bu Raisa sendirian di rumah Dan pembantunya juga pulang karena hanya datang pada siang hari saja Setiap aku mendapat SMS itu, aku juga segera menghapusnya agar tidak terbaca oleh Daren Di kampus aku juga berusaha bersikap biasa saja dengan Bu Raisa.

Ia dosen yang baik dan dihormati oleh semua orang di kampus Aku sedikitpun tidak ingin merusak citranya Dan ia pun seorang yang professional, meskipun di luar kami sering bercinta dengan libido, ia tetap menghargaiku sebagai mahasiswanya dan ia tetap membimbing tugasku dengan serius Sesuatu yang sangat aku sukai

Bercinta dengannya bukan sekedar mendapat kepuasan libido, aku merasakan sesuatu yang lain. Entah apa itu