Halaman

Rabu, 22 Januari 2020

Teman Kakak Sange Nonton Bokep

Teman Kakak Sange Nonton Bokep

Cerita Gairah Dewasa - Waktu itu hari jumat, aku pulang dari rumah teman SMA. Biasa, habis nonton film porno. Soalnya temanku kost sendiri, jadi amanlah buat nonton-nonton. Sampai di rumah, suasananya sepi. Aku kira keluargaku pergi semua. Baru saja aku mau mencari kunci pintu, kakak perempuanku Lusi, 20 tahun, membukakan pintu.
“Ngga kuliah to Mbak?” tanyaku.
“Ngga, ada temenku tuh yang datang.” jawab Kak Lusi santai.

Waktu aku masuk ke ruang tamu, kulihat teman kakakku, Monika, sedang nonton TV. Aku nggak tahu film apa itu. Aku masuk kamar buat ganti baju. Saat itu aku ngga bayangin yang ngeres-ngeres. Pada saat aku keluar dari kamarku, Monika menyapaku.
“Eh, Dra, filmmu ini bagus lho!”
“Eh, film apa emang?” tanyaku kaget.
“Ini, masa sama punya sendiri ngga tahu.”
Karena memang bingung, aku dekati Monika, mau tahu film yang dia maksud.
“Eh.. ini ya?” jawabku kaget setengah mati. Soalnya film yang sedang dia tonton adalah film porno yang kupinjam dari temanku seminggu yang lalu. Astaga, pikirku, aku lupa mengembalikan.
“Kak.. kok bisa tahu, darimana ya?” jawabku agak malu.
“Tadi kakakmu ngambil dari kamarmu, emang kalian belum pernah nonton bareng ya?” jawab Monika.
“Ya.. belum sih, aku cuma pinjem bentar dari temen?” kataku.

Tiba-tiba kakakku muncul. Monika bertanya kepada kakakku, “Dari mana, Lus?”
“Ini beli jus di warung.”
Monika terus bertanya kepada kakakku, “Lus, adikmu ini mbok diajak nonton sekalian, biar bisa dipraktekin.. haha..”
Aku kaget mendengar pertanyaan Monika. Langsung pikiranku mulai ngeres.
“Wah, ini sih kesempatan gue,” pikirku.
“Ngapain Dra? Nyengir-nyengir sendiri, mulai ngeres tuh pikiranmu, ngga apa dong. Kan udah gede. Kamu sudah pernah ngeseks kan Dra?” tanya Monika menggoda.
“Wah, jangan sampai hilang nih kesempatan,” pikirku.
“Eh, belum sih, tapi emang pingin, he..he.”
“Kalo gitu sini Dra, mumpung ada kita berdua.” goda Monika.
Kakakku hanya senyum-senyum melihat aku. Wah, Mbak Lusi ternyata nafsu juga nih.
“Ya deh, tapi entar Mbak, jadi kebelet kencing nih.”
“Wah, udah ngaceng tuh punyamu, Dra. Eh, Mbak Monika ikut ya? Kita mulai di kamar mandi aja ya?”
“Eh Lusi, entar ya, gue pinjem adikmu.” kata Monika yang sudah bernafsu.
“Ha.. ayo deh,” jawabku.

Begitu aku mau kencing, Monika langsung mengelus burungku dari belakang. Wah asyik nih pikirku. Monika hanya diam sambil mengelus burungku yang sudah keluar air kencing.

“Sini aku bersihin.”

Aku sih mau aja. Monika langsung jongkok di depanku dan menjilat kepala burungku sekalian dikulum-kulum sampai masuk ke mulutnya. Kupegangi kepala Monika dan kugerakkan kepalanya ke kanan-kiri. Kemudian dia berdiri dan langsung mencium bibirku dengan semangat. Lidahnya dimainkan di mulutku, aku pun mengikuti permainannya saja. Tanganku mulai kugerakkan ke buah dadanya yang montok. Aku putar-putar tanganku dan kudorong-dorong susunya.
Monika mendesih pelan, “Ahh..”

Kubuka bajunya sampai lepas dan kelihatan susunya yang dibungkus BH putih. Kualihkan mulutku ke sekitar susunya. Kucium-cium dan kemudian kulepas BH-nya.


“Wah, putingnya besar nih pikirku.”
Aku langsung mengulum putingnya dengan lembut dan tangan kiriku menggosok-gosok susunya yang satu lagi.
“Ah.. Teruss.. Dra,” rintih Monika sambil tangannya terus memainkan burungku. Setelah agak lama kumainkan susunya, aku berjongkok mau membuka celana jeansnya.
Tiba-tiba Mbak Lusi muncul dan ngomong, “Eh, diterusin di kamarku yok, TV-nya udah kupindah ke sana. Masak aku cuma liat doank.”
“I..ya deh, yuk Dra kita pindah.. Aaah..” jawab Monika dengan gelinya karena tanganku mengenai lubang kemaluannya.

Setelah selesai kulepas celana Monika dan tentu saja aku sudah telanjang, kugendong Monika di depanku dengan lidahku memainkan putingnya.
Monika mendesah, “Ahh..ah..ehh.”
Kubaringkan di ranjang kakakku dan kulihat kakakku sudah melepas bajunya. Kudatangi Mbak Lusi. Monika hanya diam saja dengan tangannya menggosok-gosok lubang kemaluannya sendiri. Langsung kucium mulut Mbak Lusi dan kumainkan susunya dengan gerakkan memutar dan meremas.

“Ehh.. Srrp,” suara kakakku dengan mulut kami masih berciuman.

Tangan kakakku yang satu memegang pantatku dan yang satunya memegang burungku yang semakin besar saja rasanya. Lalu kuangkat kedua kaki kakakku dan kubaringkan pelan di ranjang. Dengan posisi aku di atas, kedua kaki kakakku melingkar di pinggangku, dan kugoyangkan pinggulku biar burungku bergesekkan dengan lubang kemaluannya. Lalu kuarahkan mulutku ke lubang kemaluan kakakku dan kujilat-jilat, kemudian kumasukkan lidahku ke dalam lubang kemaluannya. Sementara itu tanganku bergerilya di atas susunya, kuremas-remas.

“Ah.. Ayo teruss.. shh..” rintih kakakku.

Kemudian Monika berdiri dengan lubang kemaluannya mengarah di mulut Mbak Lusi dan menggoyangkan pantatnya di kepala Kak Lusi. Kakakku pun langsung menjilat-jilat lubang kemaluan Monika dengan semangat. Suara rintihan mereka membuatku semakin nafsu. Dan langsung kuarahkan burungku ke dalam lubang kemaluan kakak. Kaki kirinya kuangkat dan ku desak burungku untuk masuk ke lubang kemaluannya. Kugerakkan maju mundur dan kadang memutar sampai burungku basah oleh lendir dari lubang kemaluan kakakku.

“Crp.. crep.. slokk..” suara gesekan burungku dengan lembut.
“Emm.. ahh.. Terus Dra..o.”
Semakin cepat ku dorong pantat dan tiba-tiba kurasakan burungku menegang keras dan kurasakan air maniku keluar deras di dalam lubang lubang kemaluan kakakku.
“Ahh.. ahh.. uhh!” desahku.
“Uhh.. ehha..” jerit kakakku yang juga mencapai orgasme.

Selama orgasme kutekan pantatku sampai burungku paling dalam dan kugerakkan maju mundur dan memutar. Kudiamkan beberapa saat di dalam karena burungku berkurang ketegangannya. Setelah kembali tegak kukeluarkan dan aku berdiri menuju ke Monika yang masih mengerang keasyikan karena lubang kemaluannya masih dikulum mulut kakakku. Dengan posisi kakakku telentang, Monika tetap menggerakkan pantatnya di kepala Mbak Lusi, aku pegang kepala Monika dan kuarahkan mulutnya ke burungku yang masih basah. Monika langsung mengocok burungku dengan tangannya dan mengulum kepala burungku. Aku merasakan tegangan yang tinggi saat kugerakkan burungku maju mundur ke mulut Monika, sampai Monika kadang-kadang agak tersendak karena burungku masuk sangat dalam. Begitu aku merasa mau orgasme, kupegangi kepala Monika, kugerakkan dengan agak cepat dan tangan Agnespun mendorong pantatku ke depan.

“Creet.. creett.. cprott,” suara air maniku yang memuncrat ke dalam mulut Monika. Aku mendesah dengan agak keras. Dan kulihat Monika dengan susah payah berusaha menelan seluruh pejuhku agar jangan sampai tumpah ke ranjang.
“Hukk..uhuk.” kudengar Monika terbatuk-batuk karena kesulitan menelan pejuhku.
“Haa.haa.haa, Enak ya Mbak rasanya?” tanyaku menggoda.
“Seperti ..emm” jawabnya.
Kemudian dia memegangi burungku yang kembali melemah agar tegak kembali sambil di kocok-kocok.

Ah..enak sekali rasanya pikirku dan aku melirik ke arah film porno yang sampai ke adegan di mana si cewek menungging dan yang cowok memasukkan burungnya dari belakang. “Eh.. Mbak seperti itu ya posisinya?” pintaku.
“Oke deh,” jawab Monika.

Nah sekarang giliran kamu, Nes, pikirku. Saat aku berusaha memasukkan burungku ke lubang kemaluannya lewat bawah, Mbak Lusi berdiri dengan kedua kakinya di antara punggung Monika. Aku dan Mbak Lusi berciuman dengan memainkan lidah di mulutku, kadang menjilat bibirku, sementara tanganku masih memegangi pinggang Monika untuk mendorong burungku. Monika dengan gerakan maju mundurnya membuat aku keenakkan. Monika mendesah cepat dan keringat kami bertiga semakin banyak. Kemudian kuarahkan tanganku ke buah dada Monika yang menggantung karena posisinya yang nungging. Kuremas-remas dan kugerakkan ke banyak arah. Sementara pinggangku terus memompa agar burungku terus keluar masuk ke lubang kemaluannya. Ciumanku dengan Mbak Lusi semakin seru dan penuh nafsu. Sesekali kuarahkan tanganku ke buah dada kakakku yang ukurannya hampir sama besarnya dengan punya Monika. Tibalah saatnya aku orgasme ketiga kalinya. Dengan segera tanganku memegang pinggang Monika dan kudorong pantatku dengan cepat.

“Crepp..creep..” suara selangkanganku berbenturan dengan pinggiran lubang kemaluannya.
Dan, “Crut..” air maniku memuncrat derasnya di dalam lubang kemaluan Monika.

Kami berdua mendesah keras karena Monika pun mencapai orgasme. Cukup lama aku merasa orgasme sehingga kutekan pantatku ke depan dan kugerakkan burungku yang ada di dalam lubang kemaluannya. Setelah beberapa saat kukeluarkan burungku yang basah dan Mbak Lusi pun dengan spontan memegang burungku dan menjilati bekas air maniku yang bercampur dengan lendir lubang kemaluan Monika.

Kami pun beristirahat dengan tiduran telanjang tanpa satu helai pakaian. Aku di tengah dan mereka di sampingku. Tanganku masing-masing memegang buah dada Mbak Lusi dan Monika sementara entah tangan siapa memegangi burungku yang mulai bergerak-gerak lagi.

0 komentar:

Posting Komentar