Jumat, 31 Januari 2020
Home »
Cerita Nafsu Dewasa
» Guru Privateku Mengajariku Bercinta
Guru Privateku Mengajariku Bercinta
Cerita Birahi Dewasa, Guru Privateku Mengajariku Bercinta - Ya masa masa di putih abu abu tak pernah dilupakan apalagi soal asmara selama disekolah aku pernah berpacaran selama 4 kali, dimana waktu kelas 1 aku bisa mendapatkan cewek yang cantik dan banyak digandrungi oleh pria lain kerena kepopuleran dia waktu disekolah, tak berpaa lama kami putus kemudian aku mendapatkan pacar baru lagi sebaliknya dia manis dengan wanra kulit sawo matang tapi juga tak bertahan lama hanya 1 tahun kita pacaran.
Untuk pacar selanjutnya kami sudah kenal lebih dulu dan akrab bisa dibilang kita sahabat tapi mungkin karena ada rasa diantara kita, ya kita sepakat untuk mejalin hubungan, suatu ketika saat boring di depan tv aku putuskan untuk keluar di teras rumah , karena orang tuaku juga tidak ada dirumah aku keluar bentar di warung untuk membeli rokok.
Sesampainya ke warung yang aku tuju rupanya malah tutup, awan sudah terlihat mendung petang aku berfikir untuk pulang atau mencari rokok di toko sbelanya yang jaraknya tidak jauh juga, ya aku putuskan untuk jalan lagi dan akhirnya mendapatkan rokok di wrung tersebut, hujan germis sudah turun, saat aku ingin pulang aku melihat orang yang aku kenal.
“Eh ibu Bella dari mana , aku sapa dia dengan senyum dan dia juga menyapaku”
“lho kamu disini lex, ngapain habis beli rokok ya”
“Ibu kok tau, hehe”
“lha iya Ibu juga sedah memandangi kamu dari kejauhan dari sana, boleh merokok tapi jangan kebanyakan ya Jhon, kalau sehari 1-2 batang gak papa, jaga kesehatanmu”
“hehehe iya bu, aku dengan senyum dan menggaruk garuk kepalaku, oiya Ibu Bella guru privat adekku yang masih bersekolah SD, biasanya Ibu Bella kalau datang seminggu 2 kali harinya juga tidak menentu, kadang rabu dan jumat, atau selasa dan kamis. Ibu Bella sering member les pada adekku sudah 4 bulan.
“lha ibu astrid mau kemana nih, mau kerumahku kan, keburu hujan bareng aja bu”
Dari dulu aku sudah terpesona dengan kecantikan ibu Bella, murah senyum , baik hati, kadang aku juga sering mengintip ibi Bella sedang memberi pelajaran kepada adekku, lama kelamaan aku jatuh hati kepada ibu Bella jangan pada kaget ya kalau Ibu Bella adalah pacar selanjutnya setelah aku putus dari pacar ketigaku, tapi awalnya aku takut mengungkapkan rasa cintaku pada dia.
Terang saja umur aku dan Ibu Bella cukup jauh dia usianya yang 27 tahun sedangkan aku 18 tahun, tapi aku sangat cinta kepada dia, hujan dikala itu sudah membasahi kami saat pulang kerumah, sampainya rumah aku tawarkan untuk kuambilkan handuk.
Saat mengasihkan handuk aku baru sadar kalau ibu Bella semakin cantik dengan rambut yang basah dan nampak tubuhnya yang seksi serta gundukan payudaranya juga membekas di pakaiannya, aku langsung berpikiran yang tidak tidak, aku buatkan minuman tehh hangat sebelum dia mengelesi adekku.
Pukul berapa bum au member pelajarannya ke pada adekku, “
“masih satu jam lagi kok”
“ya sudah nikmati dulu teh yang aku buatkan ini untuk menghangatkan tubuh yang kena hujan tadi”
“kami asyik mengobrol, sampai tak sadar kalau minumannya habis, aku tuangkan lagi kedalam gelas”
Sebelumnya weaktu aku membuat minuman teh hangat tersebut sempat ada pikiran ngeres yang datang, aku membayangkan jika bu Bella telanjang karena pakaiannya basah dan itu membuat aku semakin memunculkan hasratku.
“terimakasih lex malah kamu jadi repot begini kedatangn ibu yang basah karena hujan tadi”
“ah gak masalah bu, tenang saja, sudah biasa kok aku sering membuat minuman jimka ada tamu bapak atau ibuku”
“aku yang posisinya di samping ibu Bella sempat bingung kenapa kamu berdiri lex”
Aku langsung merangkul tubuh bu Bella itu dan gak tau kenapa aku senekad itu bisa langsung memeluk tubuhnya , ibu Bella berusaha untuk melepaskan dekapanku, tapi aku dengan kuat masih menahan dan aku dorong.
Kamu kenap lex, Ibu astrid juga mendorong aku untuk melepaskan pelukanku, tapi pelukanku semakin kuat.
Aku berbisik pelan, “Aku mencintaimu, Bu!” dan kulihat Bu Bella semakin terkejut. Ia diam terpaku untuk sesaat. Aku memanfaatkan waktu sesaat itu untuk merenggut lepas kancing-kancing kemejanya.
“Aku menginginkanmu, Bu!”
Kulihat payudara Bu Bella yang bulat berisi di balik bra putihnya. Bu Bella hanya memandangku seakan tak percaya apa yang baru saja terjadi. Ia sudah tak lagi meronta, sepertinya sudah pasrah akan apa yang akan terjadi.
Pelan-pelan kuturunkan roknya, lalu kulepaskan bra putih itu. Di depanku kini tampak jelas payudara Bu Bella yang sungguh indah, pinggang ramping, pinggul seksi, dan kaki-kaki jenjangnya. Tubuh Bu Bella kini hanya tertutupi oleh celana dalam putih.
Tanpa menunggu aku mulai mencumbui tubuh seksi Bu Bella. Mula-mula dari payudaranya. Kumainkan lidahku, kuciumi dengan penuh nafsu, sesekali lidahku memainkan putingnya yang menantang. Kurasakan tubuh Bu Bella tergetar pelan, dan ia mulai mendesah pelan.
Kulanjutkan cumbuanku turun ke arah perut, dan semaki ke bawah. Kulepaskan penutup terakhir tubuhnya. Saat itu kudengar suara Bu Bella memohon pelan.
“Ja.. Jangan, Jhon!”
Tapi aku tak peduli, aku mulai mencumbu sela-sela paha itu. Harumnya liang kewanitaan Bu Bella membuatku semakin bergairah. Kepalaku kusisipkan di antara kedua paha Bu Bella, dan mulai mencumbu liang kewanitaan yang ditumbuhi bulu-bulu halus.
Kumainkan lidahku di sana, kadang bibirku memainkan klitorisnya hingga tubuh Bu Bella bergetar, dan desahan-desahan pelan terdengar dari bibir Bu Bella saat jariku menyusup ke dalam vaginanya.
“Mmmh, ya!Oh.. Ya, enak.. Oh.. Oh!”
Lidah nakalku terus menari-nari di sana, menyalurkan kenikmatan yang mulai membius kesadaran Bu Bella. Sekarang Bu Bella mulai hanyut dalam permainan cumbuanku, desahan dan erangannya mengimbangi tarian lidahku pada klitorisnya. Kedua pahanya menjepit kepalaku.
“Yaa.. Ya!Oh.. Oh, ya sayang.. Teruskan.. Oh.. Oh!”
Tak lama kemudian kurasakan getaran hebat tubuh Bu Bella. Erangannya pun terdengar semakin keras,
“AH.. Ya, ya.. Oh sayang.. Aku.. Aku keluar.. Oh ya.. Ooohh!” Bu Bella menggelinjang hibat dan liang kewanitaannya mulai dibanjiri cairan vaginanya, membuat vagina Bu Bella semakin becek. Aku menyapukan lidahku, menjilati cairan itu.
Aku melihat wajah cantik Bu Bella, kini bersemu merah, matanya terpejam, nafasnya terengah-engah, bibirnya mengeluarkan desahan-desahan pelan. Keringat membasahi tubuhnya. Bu Bella membuka matanya, lalu memandangaku.
Masih belum hilang rasa ingin tahu dalam pandangan itu, seakan bertanya ‘Mengapa kamu melakukan ini pada ibu?’ tetapi bibirnya tetap terkatup.
Kusambut bibir Bu Bella dengan bibirku. Selama beberapa saat kami berpagutan. Dan kurasakan Bu Bella mulai membalas ciumanku.
Aku mulai melepaskan semua pakaianku. Kini kami berdua sudah tak mengenakan apa-apa lagi. Senjataku sudah tegang sejak tadi, seperti sebuah rudal yang siap ditembakkan.Ukurannya memang tidak seperti milik bintang film porno yang sering kulihat, tapi cukup besar juga. Bu Bella memandangku dengan tatapan ragu bercampur takut.
“Maaf, Bu!” kataku pelan.
Kutuntun penisku ke lubang vagina Bu Bella. Kurasakan Bu Bella sedikit menolak saat kepala penisku menyentuh klitorisnya.
“Ja.. Jangan, Jhon! Ja.. Jangan dimasukkan, nan.. Nanti..”
“Ibu nggak usah khawatir, Jhon tanggung jawab,” kataku, “Jhon mencintai Ibu!”
“Ta.. Tapi Jhon..”
Belum selesai Bu Bella bicara, aku sudah menusukkan senjataku hingga masuk setengahnya.
“Ah.. Jhon!” Bu Bella mulai meronta.
“Tenang Bu!” kupegangi kedua tangannya.
Kurasakan lubang vagina Bu Bella yang masih sempit itu menjepit penisku dan meremas-remasnya.
Aku bertanya-tanya, apa Bu Bella masih perawan. Kudorong penisku hingga menyusup lebih jauh. Bu Bella merintih,
“Sa.. Sakit Jhon..”
“Iya.. Iya Bu! Jhon pelan-pelan masukinnya.”
Mungkin Bu Bella nemang masih perawan, pikirku. Kulihat titik-titik air mata mulai basahi matanya, dan ada sebagian yang jatuh ke pipinya.
“Jhon.. Hentikan! Ja.. Jangan diteruskan!” desah Bu Bella.
Kepalang tanggung, pikirku. Dan kulesakkan penisku hingga masuk seluruhnya, sampai-sampai Bu Bella menjerit.
“Ah.. Jhon, sakit Jhon!”
“Tak apa-apa, Bu. Cuman sebentar sakitnya.”
Kudiamkan penisku di dalam vagina Bu Bella selama beberapa saat, kurasakan pijatan lembut dinding vagina pada penisku. Terasa nikmat sekali. Lalu aku mulai menggerakkan pinggulku maju mundur, mengocokkan penisku di dalam vagina Bu Bella. Bu Bella mengerang, pada awalnya tedengar rintihan kesakitan, namun lambat laun berganti desahan kenikmatan.
“Ya.. Ya, Oh ya sayang!”
Peluh membanjiri tubuh Bu Bella, matanya terpejam seakan-akan menjemput kenikmatan yang datang bertubi-tubi. Desahannya mengiringi gerakan pinggulku.
“Oh, ya.. Oh.. Ouh. Terus sayang! Enak, ja.. Jangan berhenti, oh..”
Aku terus memompa penisku keluar masuk, menggesek dindinjg vagina yang basah itu. Kulihat tangan Bu Bella meremas-remas payudaranya sendiri. Kenikmatan sudah menjalari seluruh tibuhnya. Desahan dan erangan terus menggema di ruangan itu, berbaur dengan deru suara hujan di luar.
Tak lama kemudian kulihat Bu Bella menggelinjang hebat, dan dari bibirnya terdengar erangan panjang menendakan ia telah mencapai klimaks. Kurasakan cairan hangat basahi penisku di dalam vaginanya.
“Oh, oh.. Ya.. Ooohh, sayang! Aku keluar, oh.. Oh..!”
Dan tanpa sadar tangannya meraihkui dan memelukku erat sambil terus mengerang merasakan kenikmatan puncak yang menguasai tubuhnya.
“Oh.. Oh, ya ough!”
Nafasnya tersengal-sengal.
“Ya, nikmat sekali, oh..!”
Akupun merasa sudah hampir mencapai klimaks, maka kupercepat gerakan pinggulku. Dan sepertinya gerakanku memacu kembali gairah Bu Luna. Kurasakan pinggul seksi Bu Bella mengimbangi gerakan pinggulku. Situs Poker Terbaik
“Oh.. Ya.. Oh, lagi sayang.. Oh!” desah Bu Bella,”Lebih cepat lagi.. Oh.. Oh!!”
Dan tak lama kemudian kurasakan penisku berdenyut-denyut.
“A.. Aku hampir keluar Bu!” kataku,”Keluarin di mana?”
“Oh.. Keluarin saja.. Di dalam.. Nggak apa-apa..”
Dan seketika itu juga aku mencapai puncak, penisku memuntahkan banyak cairan mani ke dalam vagina Bu Bella, memenuhi rongga kewanitaannya.
“Ough.. Bu! Aku keluar, Bu! Oh nikmat sekali, oh..!”
Bu Bella menggelinjang lagi, ia mencapai klimaks lagi sesaat setelah aku orgasme.
“Ya.. Oh, ya sayang.. Aku juga keluar.. Oh.. Oh..”
Tubuh kami bersimbah pelu, aku merasakan sangat lelah. Tubuhku kurebahkan di sofa di samping tubuh Bu Bella. Nafas kami tersengal-sengal. Kulihat wajah Bu Bella yang bersemu merah tampak cantik, ia tersenyum.
“Kau.. Kau nakal Jhon!” katanya pelan,”Tapi aku senang.”
“I.. Ibu tidak marah?”
Bu Bella mencium bibirku. “Aku memang marah pada mulanya, tapi-sudahlah-semuanya sudah terjadi,” katanya, “Kau hebat!”
Hujan masih turun dengan derasnya. Adikku menelpon, katanya ia belum bisa pulang karena hujan belum reda. Dan aku menghabiskan sore itu berdua bersama Bu Bella. Kami masih sempat bermain cinta sekali lagi sebelum kedua orangtua dan adikku pulang.
Setelah hubunganku dengan bu Bella semakin dekat, dia semakin akrab bila ibu Bella dirumah sendiri kadang aku diminta untuk datang kesana dan sebaliknya jika rumahku sepi ibu Bella berkenan untuk datang kerumahku, kisah cintaku dengan ibu Bella hanya bertahan 7 bulan karena habis lulus aku meneruskan di PTS luar kota. Demikian sedikit ceritaku dengan guru les privat adekku. Terimaksih sudah berkenan untuk membaca cerita dewasaku ini.







0 komentar:
Posting Komentar